Selasa, 24 Agustus 2021

Teknik Promosi Buku


 Resume ke         : 19

Gelombang        : 19

Tanggal               : 23 Agustus 2021

Tema                   : Teknik Promosi Buku 

Narasumber         : Akbar Zainudin

 

           Malam ini saya sangat senang bisa tetap bergabung di kelas online pelatihan menulis di kelas Omjay. Teknik promosi buku menjadi topik yang menarik yang akan dipaparkan oleh bapak Akbar Zainudin, MM, MJW. Dan akan semakin menarik lagi karena kegiatan malam ini akan dipandu oleh ibu Kanjeng. 

           Omjay kembali mengingatkan bahwa sekarang ini telah memasuki masa kritis dimana sebagian peserta yang mulai berguguran. Mengingat tugas membuat resume yang sudah menggunung. Menurut beliau, menaklukan ribuan orang belum tentu disebut sebagai pemenang. Tapi mampu mengalahkan diri sendiri itulah yang disebut penakluk gemilang.

            Bapak Akbar Zainudin adalah penulis buku Man Jadda Wajada. Ini adalah buku solo  beliau yang pertama. Sebelumnya beliau menulis beberapa buku antologi. Buku solo beliau sudah beredar 55.000 eksemplar. Setelah Man Jadda Wajada, beliau menulis 15 buku dari tahun 2010 sampai sekarang. 

            Selanjutnya buku beliau tentang menulis adalah UKTUB; Panduan Menulis Buku dalam 180 hari. Selain itu, buku terbaru beliau adalah The Power of Man Jadda Wajada. Ini semacam penyempurnaan dari Man Jadda Wajada seri pertama. 

            Menurut beliau, strategi pemasaran termasuk buku terdiri dari empat hal, yang biasa disebut sebagai 4P, yaitu Product (Strategi Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan Promotion (Promosi). 

            Sebelumnya yang perlu kita lakukan sebelum menulis adalah menentukan target audiens atau pembaca kita siapa. Karena strategi untuk anak-anak tentu saja berbeda dengan strategi untuk remaja, demikian juga untuk orang tua. 

1. STRATEGI PRODUK

            Ini sebenarnya lebih banyak menjadi tanggung jawab penerbit. Kita sebagai penulis lebih banyak memberikan masukan kepada penerbit siapa target pembaca kita dana apa kebutuhan mereka terhadap buku kita. Dengan demikian, konsep buku yang akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens. 

2. STRATEGI HARGA

        Menentukan harga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku, ada dua strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum. Dan Kedua adalah buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan buku biasa). Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain)

3. STRATEGI DISTRIBUSI

           Distribusi secara umum dibagi menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non tradisional. Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal. 

Sedangkan distribusi non tradisional, di antaranya adalah: 

            a. Melalui MLM (Multilevel Marketing)

            b. Melalui Penjualan Langsung

            c. Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dll).

4. STRATEGI PROMOSI

            Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan. 

a. Launching buku. 

            Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku. Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia. 

b. Bedah Buku. 

        Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya. 

        Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita.  Ini akan semakin membuat orang mengenal kita.Yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya. 

c. Melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita.         

           Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis. Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya. 

d. Membangun komunitas. 

            Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa. Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku. 

            Seperti pak Akbar yang telah membangun banyak komunitas, ada komunitas guru menulis, santri, remaja, bisnis, dan sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya. Materi-materi yang ada di buku secara berkala, biasanya seminggu sekali, sehingga anggota komunitasi ini mendapatkan manfaat, seperti WA Grup yang dibentuk beliau. Sesekali seminar melalui Zoom. 

e. Membangun jaringan reseller. 

            Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.

          Seperti Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku.

f. Jualan di marketplace. 

        Membuka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita. Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.

g. Memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. 

        Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis. Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita. 

        Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses mempengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.

        Jadi, pada dasarnya kita ini mempengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan. Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.

        Adapun 7 strategi pemasaran buku yang dijalankan pak Akbar. Jadi, bukan hanya teori, tetapi semuanya sudah dilakukan. Update status di IG, FB, dan YouTube biasanya akan lebih banyak membuat orang tahu. Penjualan buku yang telah dilakukan beliau adalah saat beliau mengadakan acara, baik online maupun offline. Sehabis seminar, biasanya orang tertarik dengan apa yang beliau bicarakan, lalu membeli bukunya. 

        Menurut beliau, kita perlu melakukan semua yang bisa kita lakukan. Tidak perlu malu, tidak perlu berkecil hati, terus disabari, karena suatu saat pasti akan berhasil. Tugas kita bekerja, biarlah hasilnya kita serahkan kepada Tuhan. Tugas kita adalah membuat program sebanyak-banyaknya, melakukan promosi sebanyak-banyaknya, hasilnya biarlah menjadi wewenang Allah. 

        Yang penting jangan pernah berhenti berusaha. Kalau sudah berhenti berusaha, sudah pasti akan gagal. Kerja keras memang tidak menjamin kesuksesan, namun orang-orang yang sukses adalah orang-orang bekerja keras. 

        Di akhir pemaparannya, motivasi yang disampaikan pak Akbar adalah :

Berani saja mulai menulis. Keberanian memang tidak menjamin kesuksesan, tetapi percayalah hanya orang-orang berani yang akan sukses. 

Menulis itu tentang keterampilan. Semakin rajin dilatih, semakin hebat tulisan kita. Berhenti ikut banyak seminar dan pelatihan kalau tidak pernah latihan. Buat apa?

Buat target, bikin rencana, jalankan, dan evaluasi. Buat rencana baru lagi, targetkan, evaluasi lagi. Begitu seterusnya. Gagal? Coba lagi. Gagal lagi? Coba lagi, lagi dan lagi. Sampai kapan? Sampai berhasil.

Senin, 23 Agustus 2021

Konsep Buku Non Fiksi


         Resume ke        : 17

        Gelombang        :19

        Tanggal              : 18 Agustus 2021

        Tema                  : Konsep Buku Non Fiksi

        Narasumber        : Musiin, M.Pd

 

            Malam ini kuliah online pada kelas menulis Omjay akan dimulai. Narasumber kita adalah ibu Musiin, S.Pd. Beliau biasa dipanggil dengan sebutan ibu Iin. Selain sebagai guru  bahasa Inngris di SMPN Tarokan Kediri. Beliau juga sebagai dosen, founder organisasi swadaya masyarakat YAPSI. Dan beliau juga menjadi pegiat Literasi dengan karyanya yang sudah tembus ke penerbit mayor bersama prof Eko. Bahkan menjadi penulis buku non fiksi telah mengantarkannya untuk mengikuti ujian sertifikat penulis dan telah berhasil memegang sertifikasi penulis pada tahun 2020.

        Kali ini Mr.bams yang akan memandu acara kelas online ini. Mr bams selalu menyapa para peserta dengan semangat dan senyuman yang menghangatkan suasana belajar malam ini.

Bu iin adalah alumni kelas menulis omjay gelombang 8. Tantangan dari Prof Eko telah berhasil ditaklukkannya dengan buku yang berjudul Literasi Digital Nusantara meningkatkan daya saing generasi. 

        Dulu dalam penulisan buku, beliau takut kalau tidak ada yang membaca bukunya, takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan, dan merasa karya orang lain lebih bagus. Namun beliau begitu luar biasa hebat karena telah mengalahkan ketakutan dalam dirinya dan mampu menjadi pemenang dengan menerbitkan buku penerbit mayor yang saat ini sudah terpajang di toko buku gramedia baik secara online maupun offline.

        Menurut ibu Iin, Prof Eko seperti seorang Master Chef yang memberikan banyak pilihan bahan masakan yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihan ada pada diri masing-masing. Karena Prof Eko sudah menyediakan berbagai bahan masakan tersebut pada Prof Ekoji Channel. Kita bisa mengembangkannya dalam menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang disukai atau dicintai. 


            Pertanyaan yang sangat menyentuh, "Is there a book inside you?"

Bagi beliau, setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan dan keterampilan di dalam dirinya. Ini semua tergantung kita masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja, atau hanya obrolan cerita ke anak cucu kita yang tidak meninggalkan jejak keabadian. 

        Sebelum menulis buku, kita harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Alasannya bermacam seperti ingin mewariskan ilmu lewat menulis, ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline, ingin mengembangkan profesi sebagai seorang guru. 

           Keinginan kuat untuk menulis, telah mengantarkan bu Iin mengikuti kelas-kelas menulis seperti kelas Omjay dan tantangan menulis selama 1 minggu bersama Pro Eko. Menurut ibu Iin, dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yang perlu dipahami , yaitu: 

  1. Pola hierarki dimana buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit. Contoh pada buku pelajaran.
  2. Pola prosedural dimana buku disusun berdasarkan urutan proses, contoh pada buku panduan
  3. Pola klaster dimana buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara. Pola ini lah yang digunakan ibu Iin dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara. 

Dalam penulisan buku, proses penulisan buku terdiri dari 5 langkah, yakni:

1. Pratulis. Pada pratulis tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku non fiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi, dan lain-lain. Berikut yang harus dilengkapi adalah :

  • menentukan tema
  • menemukan ide
  • merencanakan jenis tulisan
  • mengumpulkan bahan tulisan
  • bertukar pikiran
  • menyusun daftar
  • meriset
  • membuat mind mapping
  • menyusun kerangka

          Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkannya dari berbagai hal seperti : pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa, status facebook/twitter/whatsapp/instagram, imajinasi, mengamati lingkungan, perenungan dan membaca buku. 

        Penulisan buku yang dilakukan ibu Iin biasanya tentang tema pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi Prof Ekoji Channel dengan judul Digital Mindset (The key to Transform your organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. 

           Referensi yang beliau dapatkan biasanya dari: 

- Pengetahuan yang diperoleh secara formal, non formal, atau informal

- Keterampilan yang diperoleh secara formal, non formal, atau informal

- pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini

- penemuan yang telah didapatkan

- pemikiran yang telah direnungkan

        Tahapan berikutnya adalah membuat kerangka. Kerangka yang diajukan beliau kepada Prof Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan adalah :

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
        A.    Pembagian Generasi Pengguna Internet
        B.    Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
BAB 2 Media Sosial
        A.    Media Sosial
        B.    UU ITE
        C.    Kejahatan di Media Sosial
BAB 3 Literasi Digital
        A.    Pengertian
        B.    Elemen
        C.    Pengembangan
        D.    Kerangka Literasi Digital
        E.    Level Kompetensi Literasi Digital
        F.     Manfaat
        G.    Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
        H.    Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
        A.    Keluarga
        B.    Sekolah
        C.    Masyarakat
BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
        A.    Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
        B.    Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
        C.    Membangun Digital Mindset Warganet 


        Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, beliau mengikuti nasehat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be). Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Langkah pertama

Berikut ini adalah anatomi sebuah buku non-fiksi.
1.     Halaman Judul
2.     Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3.     Halaman Daftar Isi
4.     Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5.     Halaman Prakata
6.     Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7.     Bagian /Bab
8.     Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9.     Halaman Glosarium
10.   Halaman Daftar Pustaka
11.   Halaman Indeks
12.   Halaman Tentang Penulis

Mengapa anatomi buku ini harus ada?

Langkah kedua

Menulis Draf
1.    Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2.    Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga

Merevisi Draf
1.    Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2.    Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat
Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
1.    Ejaan
2.    Tata bahasa
3.    Diksi
4.    Data dan fakta
5.    Legalitas dan norma

KBBI online sangat membantu penulis dalam menyunting naskah.

Langkah kelima atau terakhir adalah MENERBITKAN.

Dalam menulis buku pastilah adalah hambatan yang kita alami. Bagaimana dengan hambatan-hambatan dalam menulis? Kalau lewat jalan mulus tidak berlobang pasti mengantuk. Jadi ya harus bertemu dengan aral dan rintangan.

Hambatan-hambatan dalam menulis
1.    Hambatan waktu
2.    Hambatan kreativitas
3.    Hambatan teknis
4.    Hambatan tujuan
5.    Hambatan psikologis

Bagaimana cara mengatasinya?

1.    Banyak membaca
2.    Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3.    Disiplin menulis setiap hari.
4.   Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan saya hobi memasak)

        Buku non fiksi adalah karya yang berdasarkan data dan fakta. Tulisan non fiksi saat ini cenderung disukai karena di tengah berita hoax yang beredar, orang percaya jika tulisan non fiksi dilengkapi dengan data dan fakta. Hasil penelitian merupakan satu tulisan non fiksi. Berikut ini ada beberapa jenis tulisan non fiksi lainnya yaitu:

  • Otobiografi
  • Esai
  • Opini
  • Memoar
  • Jurnal
  • Biografi
  • Buku pedoman
  • karya tulis ilmiah (skripsi, tesis, disertasi)

        Pemaparan yang luar biasa dari ibu Iin. Kutipan berikut bisa menjadi penguat semangat untuk menulis yaitu:

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." - Pramoedya Ananta Toer

"Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah!" - Imam Al-Ghazali

Sabtu, 21 Agustus 2021

Menulis Kelengkapan Naskah


 Resume ke       : 16

gelombang        : 19

Tanggal             : 16 Agustus 2021

Tema                 : Menulis kelengkapan Naskah

Narasumber      : Theresia Sri Rahayu, S.Pd.SD


            Saya masih setia mengikuti kelas menulis ini. Kali ini ibu Aam yang menjadi pemandu acara ini. Dengan menulis kelengkapan naskah sebagi tema yang akan dibawakan oleh narasumber yaitu Theresia Sri Rahayu, S.Pd.SD. yang biasa dipanggil Cekgu Tere. Beliau seorang guru yang mulai produktif menulis sejak mengikuti kelas menulis omjay, yang menjadi angkatan ke-4 dan bukunya terbit ke penerbit mayor PT Andi Offset.

        Agar kelihatan indah dan menarik, Ibu Tere membuat materinya dengan menggunakan canva dengan memanfaatkan akun belajar.id dari kemdikbud.

        Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis naskah buku. Supaya bisa menjadi buku ternyata hal terpenting adalah tentang kelengkapan naskah. Ada beberapa kelengkapan naskah yang akan disajikan oleh ibu Tere, yaitu:

1. Prakata

        Prakata merupakan ungkapan hati seorang penulis. Panjang prakata berkisar satu sampai dua halaman, namun lebih efektif satu halaman. Berisi ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung penulis, menggambarkan isi buku secara ringkas, sasaran pembaca, keunggulan buku dan pesan bagi pembaca.

        Prakata sepertinya sama dengan kata pengantar, tapi ternyata ini adalah dua hal yang berbeda. Prakata ditulis oleh penulis buku itu sendiri, biasanya terdapat di karya tulis ilmiah, jurnal, dll. Umumnya ditulis lebih singkat dan ringkas. Sedangkan kata pengantar ditulis oleh orang lain (penerbit, senior, orang yang berkompeten), biasanya terdapat di buku, umumnya ditulis lebih panjang, mengulas buku dengan lebih mendalam.

2. Daftar Isi (Menyusun isi Naskah)

        Ini disebut juga outline atau kerangka. Manfaat outline adalah memudahkan proses penulisan, membuat penulis tidak bingung, bahan presentasi ke penerbit, menjadikan tulisan lebih sistematis, membuat penulis fokus pada inti tulisan dan menjamin kelengkapan tulisan.

        Ada cara dalam membuat daftar isi otomatis di microsoft word yaitu  untuk penulisan judul bab, gunakan heading 1 dan sub bab bisa menggunakan Heading 2. Untuk membuat daftar isi, menggunakan Tab Reference, table of Contents. kita juga bisa mengganti atau mengubah level dan style dari daftar isi. Dengan cara klik Custom Table of Content. Misalnya menggunakan titik-titik sebelum nomor halaman.

3. Sinopsis

        Sinopsis merupakan ringkasan keseluruhan dari cerita. Sinopsis ditulis untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi cerita. Penulisannya menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti. Sinopsis juga menyajikan alur cerita secara lengkap namun lebih ringkas.

          Sinopsis dan Blurb terlihat sama tapi sebenarnya berbeda. Sinopsis menceritakan keseluruhan isi buku secara ringkas. Sedangkan istilah BLURB adalah bagian menarik dari sebuah buku yang dituliskan dengan kata-kata memikat dan mengundang rasa ingin tahu pembaca sehingga mereka ingin membaca keseluruhan isi buku tersebut. Pertanda utama Blurd adalah pertanyaan yang mengundang rasa ingin tahu pembaca. Biasanya Blurb terdapat di buku fiksi dan sinopsis berada di buku non fiksi.

4. Profil Penulis

         Profil menjelaskan tentang cerita penting terkait diri penulis. Biasanya Profil disajikan dalam bentuk narasi. Penulisannya singkat, padat dan ringkas. Hanya menyajikan cerita yang penting dan relevan. Memuat informasi kontak penulis. Profil penulis adalah pendukung isi buku yang kita tulis. Maksudnya jika kita menulis tentang tips menulis di blog, minimal kita sudah mempunyai kompetensi di bidang itu. Mungkin kita bisa menuliskan penghargaan sebagai blogger. Harus relevan juga antara latar belakang pendidikan kita dengan tulisan yang kita tulis sehingga tidak menurunkan kepercayaan pembaca buku kita.

        Ibu Tere menegaskan bahwa cara menumbuhkan kepercayaan diri dalam menulis adalah dengan terus menulis. Seperti yang sering Omjay pesankan bahwa menulislah setiap hari dan kita akan mendapatkan keajaiban. Salah satu keajaiban adalah semakin banyak jam terbang. Lebih mudah menuangkan menjadi tulisan kemudian kita juga menjadi terbiasa menulis. Itu akan membuat rasa percaya diri yang semakin meningkat. 

        Pengalaman bu Tere yang sudah menerbitkan buku di penerbit mayor adalah ketika beliau mengikuti challenge dari Prof Ekoji. Beliau mempelajari topik-topik buku yang diterbitkan oleh penerbit Andi dari website dan juga melalui trending topic di google trend. Komunikasi dengan Prof Ekoji juga merupakan hal terpenting. Karena Prof Ekoji adalah penulis yang hebat dan terkenal. Karena beliau mempunyai kredibilitas yang tinggi maka sangat penting untuk kita bisa berkolaborasi dengan beliau. terkait referensi, perlu bersumber dari Channel Youtobe Prof Ekoji kemudian mengembangkan referensi pada jurnal serta buku yang relevan dengan topik kita.

        Pemaparan yang sangat lengkap oleh ibu Tere. Terimakasih ibu Tere yang sudah sangat menginsiprasi.


Mengenal penerbit Indie

Resume Ke       : 5

gelombang        : 19

Tanggal             : 21 Juli 2021

Tema                : Mengenal penerbit Indie

Narasumber      : Mukminin, S.Pd., M.Pd


Dulu pernah ada keinginan saya untuk menulis. Setelah sekian lama banyak halaman buku yang saya tulis yang ingin rasanya saya mendokumentasikannya. Terpikir untuk saya mendokumentasikannya dalam sebuah buku. Tapi ahh....mana mungkin. Menuliskan hanya untuk mereka yang pintar tidak seperti saya. Rasa percaya diriku begitu menggelora. Sehingga akhirnya kusimpan rapat-rapat niat ini dalam hati.

Kali ini dalam kegiatan menulis di kelas Omjay mulai aku tekuni ketika saya sudah sampai di pertemuan ke 5. Tema yang menyentuh hatiku yaitu Menerbitkan buku indie. kelas online ini dipandu oleh bapak Bambang Purwanto biasa dipanggil dengan Mr Bams. 

Narasumber kali ini adalah  bapak Mukminin atau biasa dipanggil Cak Inin.Beliau adalah seorang Guru, Konsultan umroh, dan penulis buku. Pengalaman menulisnya yaitu telah menerbitkan 2 buku solo dan 12 buku antologi. beliau juga bekerja di penerbit buku Kamila Press lamongan.

menurut Cak imin di zaman milenial ini tidaklah hal yang sulit untuk bisa menulis dan menerbitkan buku. Pelajar, mahasiswa, guru, pegawai, dosen bahkan wiaswasta bisa menulis buku. karena menulis bukanlah menjadi hal yang rumit untuk dikerjakan. Setiap orang bisa menulis apa saja baik itu tulisan fiksi maupun nonfiksi seperti karya ilmiah. 

Menulis itu ternyata perlu dilatih. Dibutuhkan ketekunan dan peprjuangan. Tekad, semangat dan motivasiyang tinggi agar menulis bisa tekun untuk dikerjakan. sehingga penulis tidka mudh goyah saat menjalani proses menulis.

Cak Imin menyajikan kata-kata mutiara sebagai penyemangat unutk bisa menjadi motivasi:

"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

"Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al Ghazali

Dalam penulisan sampai penerbitan buku ternyata ada tahapan yang harus dilalui supaya tulisan itu bagus dan bermutu. tahapannya sebagai berikut:

1. Prawriting 

Prawriting menjadi tahap awal dalam menulis. Ditahap ini penulis harus bisa menemukan ide atau gagasan apa yang akan ditulis (pay attention). Setiap penulis juga harus bisa peka menangkap setiap fenomena di lingkungan sekitar untuk bisa menjadi tulisan.

2. Drafting

Di tahap ini penulis sudah mulai untuk menuliskan naskah yang ingin ditulis tentang apa saja. disini penulis bebas untuk berkreatif dalam merangkai kata-kata supaya tulisan itu enak dibaca.

3. Revisi

Revisi naskah ini dilakukan setelah naskah sudah selesai kita tuliskan. merevisi isi tulisan dilakukan untuk menambah dan mengurangi isi tulisan demi perbaikan tulisan kita supaya menjadi lebih baik.

4. Editing atau Swasunting

Pada tahapan ini penulis melakukan pengeditan tentang tanda baca, penulisan pada kalimat. dalam hal ini penulis memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5. Publikasi

kalu dianggap tulisan kita sudah seelsai diedit maka naskah buku bisa kita lanjutkan ke tahap publikasi untuk penerbitan buku. Untuk penerbitan buku dari penerbit Indie kita bisa memilih. seperti penerbit Oase, Gemala, YPTD, Kamila Press Lamongan.

 

Saya baru mengetahui bahwa penerbit buku ada dua macam yaitu penerbit Mayor dan penerbit Indie.

Apa perbedaannya??

Pada Penerbit Mayor:

  • Jumlah cetakan di penerbit mayor dilakukan secara massal. biaya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku
  • Pemilihan naskah yang diterbitkan melewati beberapa tahap prosedur. Naskah yang masuk harus benar-benar diseleksi dengan begitu ketat harus mengikuti selerah pasar dan tingginya tingkat penolakan.
  • Profesionalitas apda penerbit mator yang tinggi karena banyak dukungan SDM di perusahaan besar mereka
  • waktu Penerbitan pada umumnya naskah yang diterima akan dikonfirmasi dlam tempo 1-3 bulan. jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbut yang bisa cepat bahkan ada yang sampai bertahun-tahun. karena penerbit mayor adalah penerbit yang besar, maka banyak alur kerja yang harus mereka lalui.
  • Royalti pada penerbit mayor biasanya sudah ditentukan untuk penulis maksimal 10% dari total penjualan. biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.
  • Biaya penerbitan gratis. itu lah sebabnya penerbit mayor tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja. penerbit mempunyai pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku itu tidak laku dijual maka kerugian ada pada pihak penerbit.

Pada Penerbit Indie:

  • jumlah cetakan buku sesuai dengan pesanan atau cetak berkala disebut dengan POD (Print on Demand) yang didistribusikan melalui media online facebook, twitter, instagram, youtobe, wa group dll.
  • Tidak ada menolak naskah. selama naskah tersebut layak untuk diterbitkan, tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat dan tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi maka naskah pasti diterbitkan.
  • Penerbit Indie juga profesional. mutu dan managemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. 
  • waktu penerbitan lebih cepat. dalam hitungan minggu biasanya naskah sudah siap terbit.karena memang penerbit tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut. penerbit menerbitkan buku karena dianggap karya penulis adalah karya terbaik dan layak diterbitkan sehingga penerbit indie tidak mempunyai pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.
  • royalti umumnya 15-20% dari harga buku. dipasarkan dan dijual penulis lewat media online.
  • Biaya penerbitan berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. antara penerbit satu dengn ayang kain berbeda. akrena pelayanan dan mutu buku yang diterbitkan tidak lah sama.

 

Di akhir pemaparannya Cak Imin kembali menekankan dengan memberikan motivasi bahwa 

"tidak kata terlambat untuk menulis dan menerbitkan buku. Tulislah segera apa yang anda suka, anda dengar, anda lihat, anda baca, dan anda rasakan unutk berbagi kebaikan." (Cak Inin 2020)

"Tulislah dari jejak langkah kakimu, siapatahu jadi penolongmu" (Cak Inin 2020)

"Kalau kamu ingin panjang umurmu, maka menulislah" (Cak Inin 2020)


Jumat, 20 Agustus 2021

Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis


 Resume ke         : 18

Gelombang         : 19

Tanggal               : 20 Agustus 2021

Tema                   : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

Narasumber        : Yulius Roma Patandean, S.Pd


Suatu buku akan terlihat rapi, lengkap dan berbobot adalah ketika buku itu disusun secara sistematis. Ada hal penting yang harus dipersiapkan sehingga orang senang membaca buku kita. 

Materi malam ini membahas tentang langkah menyusn buku secara sistematis yang akan dibawakan oleh bapak  Yulius Roma Patandean, S.Pd. Dengan dipandu oleh ibu Kanjeng sebagai moderator.

Pak Roma panggilan akrabnya, adalah seorang guru bahas inggris pernah menjadi juara ketiga pada lomba kreativitas guru tingkat SMA pada porseni PGRI Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2017. peraih medali emas dan tiga medali perunggu pada Gurulympics PGRI 2020 dan guru berprestasi jenjang SMA provinsi Sulawesi Selatan tahun 2021. Beliau juga seorang pegiat literasi dengan banyak bukunya yang sudah terbit

Senin, 16 Agustus 2021

Pantun: Indonesia Merdeka

 

 PANTUN PERKENALAN

Oleh : Posmauli Devita Sihombing, S.Pd


 

Jalan-jalan ke negeri sakura

Gunung Asama elok dipandang

Saya menyapa para saudara

Biar kenal dan makin sayang

 

Paling suka makan belimbing

Duduk memandang ikan maskoki

Kenalkan saya Posmauli Devita Sihombing

Kota Batubara tempat ku mengais rezeki


Kucing berlari bila dikejar

Sambil makan roti serikaya

Saya guru IPA yang masih belajar 

Merangkai kata untuk berkarya

 

Batubara, 12 Agustus 2021

 

 

 

PANTUN DIRGAHAYU NEGERIKU

Oleh: Posmauli Devita Sihombing, S.Pd

 

Melukis bangku di atas jerami

Digigit ngengat terasa ngeri

Walau bangsaku dihantam pandemi

Tetap semangat membangun negeri

 

Membeli pecal ke simpang enam

Makan stroberi dipinggir kali

Generasi milenial harapan masa depan

Cinta NKRI harga mati

 

Naik sepeda di jalan berlubang 

Membawa berlian yang imitasi

Wahai pemuda mari berjuang

Isi kemerdekaan dengan prestasi


Dari pagurawan membeli kerang

Berliku jalan kita lewati

Para pahlawan gugur berjuang

Rela berkorban selamatkan negeri


Habis makan buah alpokat

Hati bahagia hilang dahaga 

Mari rayakan pesta rakyat 

Indonesia merdeka

 

Pergi ke pasar naik pedati

Membeli papaya dengan bumbu babat

Kemauan besar niatkan hati

Lestarikan budaya bangsa kita yang hebat

 

Indonesia raya lagu kebangsaan

Dinyanyikan hikmat saat upacara

Generasi  kaya warisan kemerdekaan

Pertahankan semangat perjuangkan negara

 

Bunga melati berwarna lilak

Sedap diperhatikan sambil berkarya

Biar hati penuh gejolak

Tetap kunyanyikan Indonesia raya


Jauh berenang ke nabire papua

Singgah sebentar di raja empat

Walau badan semakin menua

Cintaku pada RI tetap melekat


Singgah di Medan makan durian 

Bawa bungkusan berisi manggis

Hari kemerdekaan jadi kebanggaan

Mari tunjukkan semangat nasionalis


Katak melompat ke atas tempayan

Burung terbang hinggap di dahan

Tetap semangat rayakan kemenangan

Hasil berjuang melawan penjajahan


Memasak air sambil menari

Peluh terasa hangatkan pagi

Menyanyikan syair padamu negeri

Harga diri bangsa kujunjung tinggi

 

 

Batubara, 12 Agustus 2021

Minggu, 15 Agustus 2021

Kiat Menulis Cerita Fiksi


 Resume ke    : 13

Gelombang    : 19 

 Tanggal          : 09 Agustus 2021

 Tema              : Kiat Menulis Cerita Fiksi
 
 Narasumber : Sudomo, S.Pt

     Sedari tadi saya sengaja menyibukkan diri dengan kegiatan dirumah, maklum ibu RT. Ada saja pekerjaan rumah yang seakan tidak pernah selesai dikerjakan. Namun saya usahakan semua bisa cepat selesai dan akhirnya semua beres.
     Masih seperti kegiatan sebelumnya, malam ini masih tetap kutekuni kuliah online pada pelatihan menulis. Omjay mengingatkan bahwa kegiatan ini akan segera dimulai. Beliau mempersilahkan ibu Aam Nurhasanah untuk memandu acara.
       Topik kali ini adalah tentang kiat menulis cerita fiksi. Sangat menarik. Rasanya topik ini hal yang agak sulit bagiku untuk dikerjakan. Namun akan kucoba untuk menyimaknya dengan baik. Kali ini Bapak Sudomo, S.Pt yang menjadi narasumber. Lebih akrab dipanggil dengan sebutan Momo DM. Beliau adalah salah satu alumni jebolan gelombang 16 yang telah sukses menulis buku resume dengan gaya cerpen atau  gaya fiksi. Dibalik kebiasaan pak Momo yang suka menulis gaya fiksi ternyata beliau adalah lulusan sarjana peternakan yang juga mengajar IPA.
        Dari kecintaannya dalam dunia menulis, beliau telah mengahsilkan 10 buku antologi dengan gaya fiksi dan 2 buku antologi gaya non fiksi. ditambah lagi dengan 17 prestasi beliau dalam dunia kepenulisan yang tidak diragukan lagi.
  1.         Karena kemahiran pak Sudomo dalam menulis cerita fiksi, sampai sampai dalam kegiatan menulis di kelas omjay pada angkatan ke 16, beliau menulis resume nya dengan teknik fiksi. Ini hal yang unik bagi saya, menulis resume dengan gaya fiksi.
        Dalam pelatihan menulis ini, pak Sudomo akan memaparkan tentang kita menulis cerita fiksi. 
  1. Mengapa kita harus menulis fiksi? Menurut beliau, menulis fiksi itu adalah hal yang penting untuk dicoba dan dipelajari. Karena berhubungan dengan Asesmen kompetensi Minimum (AKM). Apalagi sekarang salah satu materi dalam tes AKM adalah tentang teks literasi fiksi. Oleh karena itu sebagai guru kita harus bisa menulis fiksi agar memudahkan kita menyiapkan soal latihan bagi siswa kita. Kemudian untuk tujuan pengembangan diri, kita bisa mengumpulkan cerita fiksi lalu membukukannya sebagai syarat kenaikan pangkat.
  2. Syarat menulis fiksi adalah komitmen, riset, membaca karya fiksi, mempelajari KBBI dan PUEBI, memahami dasar menulis fiksi dan menjaga konsisten menulis fiksi.
  3. Bentuk-bentuk cerita fiksi, yaitu fiksimini,flash fiction, pentigraf, cerpen, prosa, novela dan novel. perbedaannya terletak pad kompleksitas cerita. selain itu ada juga batasan kata dan batasan paragraf. 
  4. Unsur-unsur pembentuk cerita fiksi, yaitu tema, premis, alur/plot, penokohan, latar/setting dn sudut pandang. premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat, terdiri dari karakter, tujuan tokoh, rintangan/halangan dan resolusi. contoh premis: seorang anak memiliki kemampuan sihir bersekolah di sekolah sihir yang harus melawan penyihir jahat demi kedamaian buku. dapat dilajarkan bahwa karakter: anak, tujuan tukoh: kedamaian bumi, rintangan: melawan penyihir jahat, resolusi: belajar sihir.
  5. kiat menulis fiksi adalah 1) Niat, terkait motivasi diri memulai dan menyelesaikan tulisan, 2) baca karya orang lain, bahan referensi, gaya bercerita, menambah diksi, 3) ide dan genre, terkait mencatat ide dan pilihan genre yang disukai dan dikuasai, 4) Outline, terkait kerangka tulisan bersadarkan unsur-unsur pembentuk cerita fiksi.
  6. menulis, terkait membuka cerita, mengenalkan tokoh, menguatkan konflik, menggunakan pertimbangan logika cerita, susunan kalimat pendek dan jelas, pilihan kata teknik slow don't, dan ending yang baik.
  7. Swasunting, dilakukans etelah selesai menulis, jangan menyunting sambil menulis, fokus penyuntingan pada kesalahan penulisan, ejaan, akta baku, aturan penulisan dan logika cerita. berpegang pada KBBI dan PUEBI.

 
Pak sudomo kembali menegaskan bahwa setiap orang bebas memilih gaya atau passion terbaiknya. karena pasti akan ada warna atau auara tersendiri dari setiap tulisan kita. karena itu menulislah selagi sempat, jika tidak juga sempat, maka sempatkanlah. belajar terus dan teruslah belajar.


Koneksi Antar Materi – Pendidikan yang Memerdekakan

  by POSMAULI DEVITA SIHOMBING    Setiap individu lahir dengan kodrat dan keunikannya masing-masing Selaras dengan pemikiran KHD bahwa...