Rabu, 15 September 2021

Terimakasih guruku


Suara klakson mobil terdengar siang ini dari teras rumah. Bu Siti yang sedang menggoreng ikan gurami langsung berlari dari dapur untuk membuka gerbang. Ternyata jam dinding menunjuk pukul 5 sore. Ini adalah waktu dimana mama dan papaku pulang kerja. 

Sesampai di garasi, mama turun dari mobil langsung menghampiri saya yang lagi asyik di depan laptop. 

"Lagi apa sayang", tanya mama.

"Ini ma, lagi nonton Drakor", jawabku.

Mama langsung duduk di sebelahku, mendampingiku sambil memeluk tubuhku yang imut. 

 

Setiap hari mama papa kerja dari jam 7.30 sampai sore 16.00. Sampai dirumah biasanya jam lima sampai jam 6 sore. Terkadang mereka juga lembur sampai malam. 

Setiap hari mama dan papa sibuk kerja. Sampai sampai tidak punya waktu untuk menemaniku bermain. 

Tapi yaa sudahlah, toh saya juga punya gawai yang selalu menemaniku seharian di rumah. 

Saya anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakak pertamaku selalu sibuk dengan kegiatan ekskul pramuka nya. Hampir setiap hari dia keluar rumah. Kakak kedua juga sama. Sejak papa belikan dia sepeda motor dia jadi sering kali tour sama teman temannya. Padahal dari usianya yang masih duduk dibangku kelas 8 seharusnya dia belum bisa bawa sepeda motor karena kan belum punya SIM.

Aku yang masih kelas 5 SD selalu dirumah ditemani ibu Siti. 

Om bob selalu setia menemaniku, antar jemput ku ke sekolah. 

Hari ini ada tugas Matematika. Sulit rasanya aku membuka buku mm ku. Bermain game di gawailah membuatku betah di rmh. 

Ratusan Anak di Jawa Barat Kecanduan Gadget Sudah Dirawat di Rumah Sakit  Jiwa, Hati-hati Bunda! - Hulondalo.id

Ada temanku namanya Osmar. Dia anak yang pintar, pendiam, polos dan penurut. Dan banyak gitu yang senang padanya bahkan memanfaatkan kepolosanya. Saya sering mentraktir nya jajan di kantin hanya supaya dia mau mengerjakan pr ku bukan hanya mm tapi semua pelajaran. 

 

Bukan cuman aku ada lebih dari 10 orang kawanku melakukan hal yang sama pada Osmar. Kawan lain tau akan hal ini tapi tak ada yang berani melapor ke guru. 

 

Suatu ketika selesai belajar bahasa Indonesia, ibu Vani memanggil Osmar dan membawanya ke ruang guru. Karena setelah ibu Vani mengumpulkan tugas anak-anak, ternyata hampir semua buku PR yang diperiksa ibu tulisannya sama. 

 

Bukan cuman ibu Vani, semua guru yang masuk ke kelas saya menyatakan juga hal yang sama. Namun Osmar tetap membisu tidak mw mengakui kalo semua itu tulisannya. Dia takut kalau kawan kawan marah padanya. 

 

Lalu bu guru memanggil Angga teman sebangku Osmar. Lalu Angga menceritakan bahwa setiap hari setelah selesai pembelajaran kawan kawannya memberikan buku tugas kepada Osmar untuk dibawa pulang. Di rmh lah Osmar menulis setiap tugas dibuku kawan kawan tersebut. Dan itu sudah berlangsung lama. 

Bagi mereka yang pengertian, ada yang mentraktirnya jajan, ada yang memberi uang, ada yang hanya bilang trimakasih. Osmar terpaksa mau melakukannya, selain karena takut pada kawan, Osmar juga butuh jajan dan uang karena memang Osmar hampir tidak pernah dikasi uang jajan oleh orang tuanya. 

 

Osmar tinggal di pinggir sungai. Pencarian Orangtuanya hanyalah mencari ikan di sungai. Kalau dapat ikan ya bisa dijual dan buat makan. Terkadang orangtuanya bekerja upahan diladang tetangga. Penghasilannya cukup memprihatinkan. 

 

Ibu guru memanggil 10 kawan osmar. Menurut ibu guru mungkin ini hal serius sehingga harus memanggil kami bersepuluh. Jantung saya berdetak begitu kencang, takut kalau nanti orangtuaku dipanggil ke sekolah. Memang orangtuaku tidak pernah memberikan hukuman fisik pada ku, tetapi pengurangan uang jajan pasti dilakukan dan ini membuatku sangat stress.

 

Ibu Vita yang adalah wali kelas kami sudah menunggu di ruang BK bersama guru BK dan Ibu Vani. Satu persatu kami dinterogasi oleh guru BK. Terkadang keluar suara-suara keras dari mulut ibu BK terkadang juga keluar celotehan lembut yang menyejukkan hati.

 

Banyak sekali nasehat dan semangat yang diberikan ketiga ibu guru tersebut kepada kami. Tapi seperti angin lalu di telingaku. Aku dan teman-teman hanya mengangguk-angguk tanda mengerti atau apa, akupun tak tahu. Terkadang aku lirik-lirikan dengan kawan disebelah, kadang juga senggolan kecil pertanda ingin memberi kode.

 

Ibu BK tetap memberikan celotehannya dengan banyak nasihat. Namun entah kenapa Ketika ibu BK akan membuat surat panggilan orangtua, kami langsung serentak teriak histerus.

“Jangan ibu, jangan, kami nggak akan melakukan kesalahan ini lagi”, teriak Iwan yang kebetulan duduk dibelakangku.

 

Satu persatu kami menangis serasa menyesali kesalahan kami. Wajah-wajah penyesalan pun mulai muncul diraut kami yang polos setelah surat panggilan orangtua dikeluarkan.

 

Tangisan dan jeritan kami ternyata bisa meluluhkan hati ibu BK. Dengan suara lembutnya, dia mengajak kami membuat beberapa kesepakatan, dengan tanpa memanggil orangtua.

 

Kesepatannya antara lain:

Membersihkan kamar mandi cowok dan membersihkan halaman sekolah selama satu bulan setiap jam istirahat. Meminta maaf pada Osmar dan mau bersahabat dengan dia bukan karena memanfaatkannya untuk mengerjakan tugas, tidak lagi meminta Osmar untuk mengerjakan PR kami. Membuat kelompok belajar dikelas dan meminta Osmar untuk mengajari kami belajar di kelas, Mau mengerjakan PR di rumah.

 

Ya..sepertinya kesepakatan ini terlihat gampang, tapi ini beban yang sangat berat bagiku. Terpaksa ini kami setujui supaya orangtua kami tidak dipanggil ke sekolah.

 

Setelah membuat kesepakatan, kami diajak ibu BK untuk merenung sambil menuliskan sebanyak-banyaknya kesalahan kami di sekolah. Ibu Vani menyiapkan kertas dan pulpen dan meminta kami menuangkan isi hati kami di kertas tersebut. Entah kenapa sambil menulis air mata ini selalu mengalir tanpa bisa dibendung, teman-temanku juga mengalami hal yang sama. Entah bius apa yang sudah disuntikkan ibu guru kepada kami saat itu.

 

Ada rasa penyesalan yang mendalam dari diri ini. Sejak saat itu aku bertekad untuk mau berubah. Ibu guru sudah menyadarkanku dan kawan-kawan supaya aku bisa memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi.

 

Selesai dari sini aku akan kembali kedalam kehidupanku sehari-hari. Namun celotehan ibu guru serasa masih tertinggal di telinga ini. Selalu terngiang-ngiang.

Aku mulai merasakan ada yang berubah dari diri ini. Membaca buku di rumah mulai kutekuni. Mengerjakan tugas di buku sekolahku mulai kukerjakan. Bahkan andriodku bisa diam beberapa jam di atas meja tanpa sentuhanku karena kesibukanku yang baru ini.

 

Terimakasih ibu guru. Celotehanmu sudah mengubah hidupku. Nasihatmu bagai obat manjur bagi tubuhku. Sehingga hari-hariku tidak lagi melulu di depan gawai.

 



Posmauli devita Sihombing,S.Pd
 










Selasa, 14 September 2021

JURNAL REFLEKSI - Minggu 2

 

CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 3

OLEH: POSMAULI DEVITA SIHOMBING, S.Pd

 

MODUL  1.1.a.10.2

Pada minggu ke 2 ini saya bersama calon guru penggerak lain melakukan Refleksi Terbimbing-Mandiri, Demonstrasi Kontekstual-Mandiri, Elaborasi Pemahaman-Tatap Maya, dan Koneksi Antar materi-Mandiri dari pemikiran Ki Hajar Dewantara.

Pada refleksi terbimbing ini  (Senin, 23 agustus 2021) saya membuat desain kerangka pembelajaran menurut pemikiran KHD. Adapun pertanyaan refleksi yang saya desain adalah tentang peran guru, peran peserta didik, kekuatan diri, hal apa yang perlu saya ubah dan saya perbaiki kedepannya, dengan langkah konkret yang saya lakukan.

Kegiatan demonstrasi kontekstual berlangsung selama dua hari pada selasa-rabu tanggal 24-25 Agustus 202.  Secara mandiri saya menyiapkan suatu tugas demostrasi kontekstual dari pemikiran KHD dalam karya berupa karya teks atau verbal atau visual (bisa berupa video, komik, lagu, puisi, poster, atau infografis) yang menggambarkan pengetahuan dan pemahaman baru dari filosofi pendidikan KHD.

Hal yang sangat menantang bagi saya ketika saya mempersiapkan tugas demostrasi kontekstual ini, dimana awalnya saya kewalahan memilih karya apa yang akan saya persiapkan. Dan saya menetapkan hati membuat puisi. Pemilihan kata demi kata menjadi hal yang rumit sekaligus menyenangkan bagi saya. Karena ada keunikan-keunikan dari setiap kata yang saya buat untuk merangkum serangkaian filosofi KHD dan penerapannya. Puisi ini saya rancang sedemikian rupa dan semenarik mungkin untuk akhirnya diunggah ke LMS.

Elaborasi pemahaman pada kamis 26 Agustus 2021 dilakukan tatap maya melalui webinar. Disini dipertemukan antara seluruh stakeholder yang berhubungan dengan pendidikan guru penggerak. Banyak pembelajaran baru sebagai catatan-catatan penting yang saya dapatkan lewat webinar ini. Pengalaman dari perguruan Taman Siswa dan sekolah lain yang sudah menerapkan merdeka belajar disampaikan oleh ibu Afria Susana, M.Pd dan juga Ki Priyo Dwiarso dan kegiatan ini dimoderatori oleh bapak Simon Rafael. Mereka menjelaskan secara gamblang dengan sangat detail tentang bagaimana pendidikan KHD itu diterapkan di sekolah Taman Siswa.

Kegiatan selanjutnya adalah koneksi antar materi secara mandiri pada hari Jumat 27 agustus 2021. Disini CGP membuat kesimpulan dan refleksi tentang pemikiran KHD dalam bentuk artikel, ilustrasi, grafis, video, rekaman audio, presentasi, infografis, atau artikel di blog, dll. Di sini saya menyajikan karya saya berupa poster sebanyak 5 lembar. Pada kegiatan ini, CGP diminta untuk menanggapi terhadap unggahan CGP lainnya, membaca dan menanggapi komentar dari fasilitator. Dan saya melihat CGP lain sangat antusias dalam memberikan tanggapan yang bagus-bagus dan saling memberikan semangat dan masukan dari sesame CGP. Ini adalah hal  yang sangat menyenangkan bagi saya karena ada interaksi antar CPG walaupun dalam LMS namun mengasyikkan. 

Dalam mengerjakan penugasan minggu ini, saya merasa tidak bekerja sendiri. Saya bersama CGP lain saling menyemangati dan tetap menjalin komunikasi baik di antara semua peserta juga dengan pembimbing (Pendamping praktik) dan dengan Fasilitator.

Akhirnya, pada hari Sabtu, 28 Agustus 2021, pembelajaran pada minggu kedua ini diakhiri dengan Jurnal Refleksi Mingguan. Kali ini sudah memasuki pekan kedua. Tentunya telah banyak hal yang saya dapatkan di samping energi yang lumayan terkuras. Semoga semua usaha ini akan memberikan energi positif untuk menjadi seorang guru pembelajar dan siap mengusung merdeka belajar. Salam guru penggerak, dan salam bahagia.

JURNAL REFLEKSI MINGGU 1

 

CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 3

OLEH: POSMAULI DEVITA SIHOMBING, S.Pd

 

TUGAS  1.1.a.10.1

Model 4F

Minggu ini adalah minggu pertama saya dalam mengikuti pendidikan calon guru penggerak melalui ruang kolaborasi. Penugasan pada LMS dikerjakan setiap hari. Pembelajaran tentang merdeka belajar yang diprakarsai oleh bapak Pendidikan Indonesia yaitu bapak Ki Hajar Dewantara saya jalani dengan penuh semangat. Setiap pembelajaran sudah terjadwal dengan teratur pada LMS dan dilakukan secara mandiri. Kegiatan pembelajaran dibimbing oleh fasilitator dan setiap hari saya didampingi oleh pengajar praktek. Informasi penting selalu update diberitahukan di LMS. Bersama calon guru penggerak lainnya, kami melakukan kolaborasi secara virtual melalui aplikasi Google Meet dengan melakukan video conference. Fasilitator selalu memberikan bimbingan dan panduan  dalam kegiatan virtual tersebut.

Banyak pembelajaran yang saya dapatkan di sini. Pemahaman saya tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara semakin dipertajam. Pengetahuan saya semakin bertambah dari kegiatan pembelajaran di modul 1.1 ini. Menjadi seorang pendidik yang bisa menuntun anak didik seperti seorang petani. Pendidikan yang berpusat pada siswa, membuat siswa memiliki kemerdekaan belajar menjadikan anak didik memiliki profil pelajar pancasila. Ini adalah tugas yang tidak gampang. Namun harapan saya setelah mengikuti pembelajaran ini dapat membuka pemahaman saya untuk dapat melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

Seluruh rangkaian kegiatan pada LMS bisa saya ikuti dengan baik walaupun pada awalnya saya kewalahan dalam memahami setiap bagian-bagian pada LMS. Namun setelah saya pelajari setiap harinya, sakarang saya sudah mengerti setiap bagian dari kegiatan di LMS. Pada kegiatan virtual di Google Meet, pernah beberapa kali jaringan internet saya terganggu mengingat cuaca di daerah saya pada saat itu kurang bersahabat. Sehingga pada saat menyajikan hasil diskusi  melalui presentasi menjadi terkendala dalam menayangkan slide presentasi. Namun hal tersebut bisa diatasi atas arahan dari Fasilitator. Dan akhirnya diskusi pada ruang kolaborasi virtual bisa berjalan dengan baik.  Hal lain yang menjadi kendala adalah terkait waktu. Penugasan pada LMS mengharuskan saya setiap hari mengerjakan tugas yang sudah terjadwal dengan batas waktu pengumpulan tugas yang sudah ditentukan. Dan ini menjadi beban tersendiri bagi saya mengingat saya juga harus mempersiapkan pembelajaran daring kepada siswa saya. Ditambah lagi tugas di keluarga sebagai ibu rumah tangga untuk mengurus keluarga dan mengharuskan saya untuk setiap hari mengantar anak-anak saya untuk les tambahan. Namun saya tetap berupaya semaksimal mungkin agar bisa mengatur waktu saya dengan baik sehingga semua tugas bisa saya kerjakan dengan baik tanpa ada kekurangan suatu apa pun. Disini saya berusaha untuk membuat skala prioritas dalam mengerjakan setiap tugas supaya semua berjalan dengan baik sesuai dengan waktunya. Dan syukurlah semua berjalan dengan lancar dan bisa saya kerjakan dengan baik.

Ada kebanggaan tersendiri ketika saya terpilih dan dipercayakan mengikuti pendidikan guru penggerak ini. Mengingat banyaknya guru yang tereliminasi pada tahap seleksi. Dan saya menganggap ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh saya lepas. Satu demi satu kegiatan pembelajaran saya ikuti dan saya berusaha untuk tidak melewatkan satu kegiatan pun supaya saya tidak ketinggalan dari calon guru penggerak lainnya. Memang benar bahwa materi pada setiap modul ini sangat padat dan terinci namun saya terus berusaha untuk mengerjakan setiap penugasan tepat waktu.

Pendidikan guru penggerak ini memberikan banyak pembelajaran kepada saya. Pola pikir saya perlahan diubah tentang bagaimana seharusnya konsep merdeka belajar diterapkan. Dan pembelajaran tentang konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara ini kini telah membuka  mata hati saya untuk mengapilikasikannya pada anak didik saya. Harapan saya kedepannya saya bisa menyelesaikan pendidikan guru penggerak ini dengan baik.

Koneksi Antar Materi - Nilai dan Peran Guru Penggerak

 

Oleh Posmauli Devita Sihombing, S.Pd
CGP Angkatan 3 Kab.Batubara

Modul 1.2.a.9. Koneksi Antar Materi 

Pemahaman mengenai nilai dan peran Guru Penggerak

Filosofi Ki Hajar Dewantara “Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Dengan maksud agar segala unsur peradaban dan kebudayaan tadi dapat tumbuh dengan sebaik-baiknya. Dan dapat kita teruskan kepada anak cucu kita yang akan datang.”

Hadirnya guru penggerak yang telah dicetuskan oleh Kemdikbud merupakan pemimpin pembelajaran yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik sesuai dengan kodrat yang ada dalam diri anak didik serta mampu secara aktif dan proaktif mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan pembelajaran yang berpusat pada murid, mampu menjadi teladan dan agen transformasi pendidikan untuk mewujudkan merdeka belajar.

Karena itu seorang guru penggerak sangat perlu memahami nilai-nilai guru penggerak dan nilai itu harus melekat pada dirinya sehingga mampu menjalankan perannya, yaitu mandiri, reflektif, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut  menjadi dasar dari seorang guru penggerak untuk menerapkan profil pelajar pancasila.

Mandiri

Seorang guru penggerak mampu mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya. Guru penggerak yang mandiri mampu memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan baik untuk lingkungan sekitarnya ataupun pada dirinya sendiri untuk meningkatkan kapabilitas dirinya tanpa perlu dorongan dari pihak lain.

Reflektif

Seorang guru penggerak mampu memaknai pengalaman yang terjadi disekelilingnya yang bisa menimbulkan kesan positif dan negatif. Guru penggerak bisa merefleksi dan mengevaluasi kembali pengalaman tersebut sehingga bisa menjadi pembelajaran untuk menjalankan perannya di masa mendatang.

Kolaboratif

Guru penggerak harus mampu senantiasa membangun hubungan kerja sama yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang berada di lingkungan sekolah dan luar sekolah yang mampu mendukung pencapaian profil pelajar pancasila.

Inovatif

Seorang guru penggerak mampu memunculkan gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait situasi tertentu ataupun permasalahan tertentu. Dia juga mampu menggunakan nilai reflektif dalam mengevaluasi sebuah proses ataupun masalah, dan mencari gagasan-gagasan lainnya untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan jeli melihat peluang atau potensi yang ada di sekitarnya untuk mendukung ide orisinal demi menguatkan pembelajaran murid.

Berpihak pada murid

Selalu mengutamakan kepentingan murid sebagai acuan utama, maka seorang guru penggerak dalam pengambilan keputusan didasari pada orientasi pembelajaran pada murid terlebih dahulu.

Dengan nilai-nilai tersebut diharapkan seorang guru penggerak mampu menjalankan perannya yaitu, menjadi pemimpin pembelajaran, mampu menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru dan mewujudkan kepemimpinan murid.

Diharapkan dengan diterapkannya nilai dan peran guru penggerak akan tercapailah karakter murid yang menjadi  profil pelajar pancasila yaitu 1)beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2)mandiri; 3)bergotong royong; 4)berkebhinekaan global; 5)bernalar kritis dan 6)kreatif. Karakter ini akan tercermin melalui perilaku sehari-hari sebagai suatu pembiasaan.

 

Keterkaitan antara nilai dan peran Guru Penggerak dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara

Sorang guru penggerak haruslah melekatkan nilai dan peran guru penggerak dalam dirinya. Ini sangat erat kaitannya dengan filosofi Ki Hajar Dewantara. Filosofi Ki Hajar Dewantara yang paling utama adalah menghamba pada murid atau berpusat pada murid. Sebagai guru kita harus mengetahui apa yang diinginkan oleh murid sehingga kita bisa memberikan apa yang dibutuhkan oleh murid.

Ki Hajar Dewantara mengibaratkan seperti seorang petani yang menanam padi. Jika tanaman ditanam ditanah subur namun tidak dipupuk dan disiram, maka hasil padi tidak akan bagus namun apabila padi ditanam di tanah biasa namun dirawat dengan baik, diberi nutrisi berupa pupuk, dibersihkan dari hama dan dialiri air secara berkala maka akan menghasilkan padi kualitas unggul. Begitupun dengan murid, murid dengan kemampuan biasa namun tidak dirawat,tidak diperhatikan maka akan menjadi murid dengan kualitas biasa, namun apabila murid dengan kemampuan biasa jika dididik dengan baik, diarahkan dan dituntun, maka akan menjadi murid dengan kualitas diri dan karakter yang luar biasa. Hal ini tidak terlepas dari nilai dan peran guru sehingga dengan menerapkan nilai dan peran guru akan menghasilkan murid dengan kemampuan luar biasa.

 

Strategi yang bisa dilakukan untuk mencapai nilai dan peran guru penggerak 

  1. Melakukan pembiasaan dengan terus dan berkelanjutan secara kontinu menjalankan peran dan nilai sebagai guru penggerak. 
  2. Meningkatkan kompetensi melalui pengembangan diri secara mandiri 
  3.  Terus melakukan praktik baik dengan aksi nyata untuk meningkatkan kualitas pendidikan 
  4. Membuat perubahan dalam pendidikan Indonesia khususnya dalam lingkungan sekolah dan sekitar 
  5.  Terus belajar sepanjang hayat dan memberi dampak baik bagi orang lain

 

Pihak yang dapat membantu dalam mencapai nilai dan peran guru penggerak 

Untuk menjalankan nilai dan peran sebagai guru penggerak sangat dibutuhkan kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak sehingga tujuan yang ingin dicapai bisa terwujud dengan maksimal.

Pihak yang dapat membantu dalam mewujudkan hal tersebut adalah :

  • Kepala sekolah, kepala sekolah memiliki peran penting karena sebagai pemangku jabatan tertinggi di sekolah yang mampu memberikan jalan terbaik dan dukungan bagi guru.
  • Teman sejawat, teman sejawat memiliki peran sangat penting untuk berkolaborasi dan bekerja sama untuk menjalankan visi sekolah
  • Peserta didik, melalui mereka saya bisa merefleksikan peran saya sebagai guru penggerak dan menerapkan pembelajaran yang berpusat pada anak didik
  • Keluarga. Peran keluaga sangat penting untuk mendukung nilai dan peran seorang guru penggerak. Karena keluarga lah yang menjadi penyemangat kita dalam menjalankan setiap peran kita sebagi guru. 

 Sekian, Salam dan Bahagia


Posmauli Devita Sihombing, S.Pd

CGP Angkatan ke 3

Kabupaten Batubara

Selasa, 24 Agustus 2021

Teknik Promosi Buku


 Resume ke         : 19

Gelombang        : 19

Tanggal               : 23 Agustus 2021

Tema                   : Teknik Promosi Buku 

Narasumber         : Akbar Zainudin

 

           Malam ini saya sangat senang bisa tetap bergabung di kelas online pelatihan menulis di kelas Omjay. Teknik promosi buku menjadi topik yang menarik yang akan dipaparkan oleh bapak Akbar Zainudin, MM, MJW. Dan akan semakin menarik lagi karena kegiatan malam ini akan dipandu oleh ibu Kanjeng. 

           Omjay kembali mengingatkan bahwa sekarang ini telah memasuki masa kritis dimana sebagian peserta yang mulai berguguran. Mengingat tugas membuat resume yang sudah menggunung. Menurut beliau, menaklukan ribuan orang belum tentu disebut sebagai pemenang. Tapi mampu mengalahkan diri sendiri itulah yang disebut penakluk gemilang.

            Bapak Akbar Zainudin adalah penulis buku Man Jadda Wajada. Ini adalah buku solo  beliau yang pertama. Sebelumnya beliau menulis beberapa buku antologi. Buku solo beliau sudah beredar 55.000 eksemplar. Setelah Man Jadda Wajada, beliau menulis 15 buku dari tahun 2010 sampai sekarang. 

            Selanjutnya buku beliau tentang menulis adalah UKTUB; Panduan Menulis Buku dalam 180 hari. Selain itu, buku terbaru beliau adalah The Power of Man Jadda Wajada. Ini semacam penyempurnaan dari Man Jadda Wajada seri pertama. 

            Menurut beliau, strategi pemasaran termasuk buku terdiri dari empat hal, yang biasa disebut sebagai 4P, yaitu Product (Strategi Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan Promotion (Promosi). 

            Sebelumnya yang perlu kita lakukan sebelum menulis adalah menentukan target audiens atau pembaca kita siapa. Karena strategi untuk anak-anak tentu saja berbeda dengan strategi untuk remaja, demikian juga untuk orang tua. 

1. STRATEGI PRODUK

            Ini sebenarnya lebih banyak menjadi tanggung jawab penerbit. Kita sebagai penulis lebih banyak memberikan masukan kepada penerbit siapa target pembaca kita dana apa kebutuhan mereka terhadap buku kita. Dengan demikian, konsep buku yang akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens. 

2. STRATEGI HARGA

        Menentukan harga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku, ada dua strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum. Dan Kedua adalah buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan buku biasa). Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain)

3. STRATEGI DISTRIBUSI

           Distribusi secara umum dibagi menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non tradisional. Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal. 

Sedangkan distribusi non tradisional, di antaranya adalah: 

            a. Melalui MLM (Multilevel Marketing)

            b. Melalui Penjualan Langsung

            c. Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dll).

4. STRATEGI PROMOSI

            Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan. 

a. Launching buku. 

            Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku. Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia. 

b. Bedah Buku. 

        Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya. 

        Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita.  Ini akan semakin membuat orang mengenal kita.Yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya. 

c. Melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita.         

           Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis. Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya. 

d. Membangun komunitas. 

            Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa. Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku. 

            Seperti pak Akbar yang telah membangun banyak komunitas, ada komunitas guru menulis, santri, remaja, bisnis, dan sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya. Materi-materi yang ada di buku secara berkala, biasanya seminggu sekali, sehingga anggota komunitasi ini mendapatkan manfaat, seperti WA Grup yang dibentuk beliau. Sesekali seminar melalui Zoom. 

e. Membangun jaringan reseller. 

            Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.

          Seperti Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku.

f. Jualan di marketplace. 

        Membuka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita. Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.

g. Memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. 

        Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis. Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita. 

        Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses mempengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.

        Jadi, pada dasarnya kita ini mempengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan. Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.

        Adapun 7 strategi pemasaran buku yang dijalankan pak Akbar. Jadi, bukan hanya teori, tetapi semuanya sudah dilakukan. Update status di IG, FB, dan YouTube biasanya akan lebih banyak membuat orang tahu. Penjualan buku yang telah dilakukan beliau adalah saat beliau mengadakan acara, baik online maupun offline. Sehabis seminar, biasanya orang tertarik dengan apa yang beliau bicarakan, lalu membeli bukunya. 

        Menurut beliau, kita perlu melakukan semua yang bisa kita lakukan. Tidak perlu malu, tidak perlu berkecil hati, terus disabari, karena suatu saat pasti akan berhasil. Tugas kita bekerja, biarlah hasilnya kita serahkan kepada Tuhan. Tugas kita adalah membuat program sebanyak-banyaknya, melakukan promosi sebanyak-banyaknya, hasilnya biarlah menjadi wewenang Allah. 

        Yang penting jangan pernah berhenti berusaha. Kalau sudah berhenti berusaha, sudah pasti akan gagal. Kerja keras memang tidak menjamin kesuksesan, namun orang-orang yang sukses adalah orang-orang bekerja keras. 

        Di akhir pemaparannya, motivasi yang disampaikan pak Akbar adalah :

Berani saja mulai menulis. Keberanian memang tidak menjamin kesuksesan, tetapi percayalah hanya orang-orang berani yang akan sukses. 

Menulis itu tentang keterampilan. Semakin rajin dilatih, semakin hebat tulisan kita. Berhenti ikut banyak seminar dan pelatihan kalau tidak pernah latihan. Buat apa?

Buat target, bikin rencana, jalankan, dan evaluasi. Buat rencana baru lagi, targetkan, evaluasi lagi. Begitu seterusnya. Gagal? Coba lagi. Gagal lagi? Coba lagi, lagi dan lagi. Sampai kapan? Sampai berhasil.

Senin, 23 Agustus 2021

Konsep Buku Non Fiksi


         Resume ke        : 17

        Gelombang        :19

        Tanggal              : 18 Agustus 2021

        Tema                  : Konsep Buku Non Fiksi

        Narasumber        : Musiin, M.Pd

 

            Malam ini kuliah online pada kelas menulis Omjay akan dimulai. Narasumber kita adalah ibu Musiin, S.Pd. Beliau biasa dipanggil dengan sebutan ibu Iin. Selain sebagai guru  bahasa Inngris di SMPN Tarokan Kediri. Beliau juga sebagai dosen, founder organisasi swadaya masyarakat YAPSI. Dan beliau juga menjadi pegiat Literasi dengan karyanya yang sudah tembus ke penerbit mayor bersama prof Eko. Bahkan menjadi penulis buku non fiksi telah mengantarkannya untuk mengikuti ujian sertifikat penulis dan telah berhasil memegang sertifikasi penulis pada tahun 2020.

        Kali ini Mr.bams yang akan memandu acara kelas online ini. Mr bams selalu menyapa para peserta dengan semangat dan senyuman yang menghangatkan suasana belajar malam ini.

Bu iin adalah alumni kelas menulis omjay gelombang 8. Tantangan dari Prof Eko telah berhasil ditaklukkannya dengan buku yang berjudul Literasi Digital Nusantara meningkatkan daya saing generasi. 

        Dulu dalam penulisan buku, beliau takut kalau tidak ada yang membaca bukunya, takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan, dan merasa karya orang lain lebih bagus. Namun beliau begitu luar biasa hebat karena telah mengalahkan ketakutan dalam dirinya dan mampu menjadi pemenang dengan menerbitkan buku penerbit mayor yang saat ini sudah terpajang di toko buku gramedia baik secara online maupun offline.

        Menurut ibu Iin, Prof Eko seperti seorang Master Chef yang memberikan banyak pilihan bahan masakan yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihan ada pada diri masing-masing. Karena Prof Eko sudah menyediakan berbagai bahan masakan tersebut pada Prof Ekoji Channel. Kita bisa mengembangkannya dalam menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang disukai atau dicintai. 


            Pertanyaan yang sangat menyentuh, "Is there a book inside you?"

Bagi beliau, setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan dan keterampilan di dalam dirinya. Ini semua tergantung kita masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja, atau hanya obrolan cerita ke anak cucu kita yang tidak meninggalkan jejak keabadian. 

        Sebelum menulis buku, kita harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Alasannya bermacam seperti ingin mewariskan ilmu lewat menulis, ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline, ingin mengembangkan profesi sebagai seorang guru. 

           Keinginan kuat untuk menulis, telah mengantarkan bu Iin mengikuti kelas-kelas menulis seperti kelas Omjay dan tantangan menulis selama 1 minggu bersama Pro Eko. Menurut ibu Iin, dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yang perlu dipahami , yaitu: 

  1. Pola hierarki dimana buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit. Contoh pada buku pelajaran.
  2. Pola prosedural dimana buku disusun berdasarkan urutan proses, contoh pada buku panduan
  3. Pola klaster dimana buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara. Pola ini lah yang digunakan ibu Iin dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara. 

Dalam penulisan buku, proses penulisan buku terdiri dari 5 langkah, yakni:

1. Pratulis. Pada pratulis tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku non fiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi, dan lain-lain. Berikut yang harus dilengkapi adalah :

  • menentukan tema
  • menemukan ide
  • merencanakan jenis tulisan
  • mengumpulkan bahan tulisan
  • bertukar pikiran
  • menyusun daftar
  • meriset
  • membuat mind mapping
  • menyusun kerangka

          Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkannya dari berbagai hal seperti : pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa, status facebook/twitter/whatsapp/instagram, imajinasi, mengamati lingkungan, perenungan dan membaca buku. 

        Penulisan buku yang dilakukan ibu Iin biasanya tentang tema pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi Prof Ekoji Channel dengan judul Digital Mindset (The key to Transform your organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. 

           Referensi yang beliau dapatkan biasanya dari: 

- Pengetahuan yang diperoleh secara formal, non formal, atau informal

- Keterampilan yang diperoleh secara formal, non formal, atau informal

- pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini

- penemuan yang telah didapatkan

- pemikiran yang telah direnungkan

        Tahapan berikutnya adalah membuat kerangka. Kerangka yang diajukan beliau kepada Prof Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan adalah :

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
        A.    Pembagian Generasi Pengguna Internet
        B.    Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
BAB 2 Media Sosial
        A.    Media Sosial
        B.    UU ITE
        C.    Kejahatan di Media Sosial
BAB 3 Literasi Digital
        A.    Pengertian
        B.    Elemen
        C.    Pengembangan
        D.    Kerangka Literasi Digital
        E.    Level Kompetensi Literasi Digital
        F.     Manfaat
        G.    Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
        H.    Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
        A.    Keluarga
        B.    Sekolah
        C.    Masyarakat
BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
        A.    Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
        B.    Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
        C.    Membangun Digital Mindset Warganet 


        Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, beliau mengikuti nasehat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be). Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Langkah pertama

Berikut ini adalah anatomi sebuah buku non-fiksi.
1.     Halaman Judul
2.     Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3.     Halaman Daftar Isi
4.     Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5.     Halaman Prakata
6.     Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7.     Bagian /Bab
8.     Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9.     Halaman Glosarium
10.   Halaman Daftar Pustaka
11.   Halaman Indeks
12.   Halaman Tentang Penulis

Mengapa anatomi buku ini harus ada?

Langkah kedua

Menulis Draf
1.    Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2.    Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga

Merevisi Draf
1.    Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2.    Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat
Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
1.    Ejaan
2.    Tata bahasa
3.    Diksi
4.    Data dan fakta
5.    Legalitas dan norma

KBBI online sangat membantu penulis dalam menyunting naskah.

Langkah kelima atau terakhir adalah MENERBITKAN.

Dalam menulis buku pastilah adalah hambatan yang kita alami. Bagaimana dengan hambatan-hambatan dalam menulis? Kalau lewat jalan mulus tidak berlobang pasti mengantuk. Jadi ya harus bertemu dengan aral dan rintangan.

Hambatan-hambatan dalam menulis
1.    Hambatan waktu
2.    Hambatan kreativitas
3.    Hambatan teknis
4.    Hambatan tujuan
5.    Hambatan psikologis

Bagaimana cara mengatasinya?

1.    Banyak membaca
2.    Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3.    Disiplin menulis setiap hari.
4.   Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan saya hobi memasak)

        Buku non fiksi adalah karya yang berdasarkan data dan fakta. Tulisan non fiksi saat ini cenderung disukai karena di tengah berita hoax yang beredar, orang percaya jika tulisan non fiksi dilengkapi dengan data dan fakta. Hasil penelitian merupakan satu tulisan non fiksi. Berikut ini ada beberapa jenis tulisan non fiksi lainnya yaitu:

  • Otobiografi
  • Esai
  • Opini
  • Memoar
  • Jurnal
  • Biografi
  • Buku pedoman
  • karya tulis ilmiah (skripsi, tesis, disertasi)

        Pemaparan yang luar biasa dari ibu Iin. Kutipan berikut bisa menjadi penguat semangat untuk menulis yaitu:

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." - Pramoedya Ananta Toer

"Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah!" - Imam Al-Ghazali

Koneksi Antar Materi – Pendidikan yang Memerdekakan

  by POSMAULI DEVITA SIHOMBING    Setiap individu lahir dengan kodrat dan keunikannya masing-masing Selaras dengan pemikiran KHD bahwa...