Sabtu, 14 Agustus 2021

Menerbitkan Buku Semakin Mudah di penerbit Indie

 

 

Resume ke         : 7

Gelombang        : 19

Tanggal              : 26 Juli 2021

Tema                  : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Narasumber       : Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd


        Banyak orang pasti pernah menulis. Menulis bisa tentang apa saja dan kapan saja. Kalau dulu orang menulis dengan menggunakan goresan pena di atas kertas. Namun sekarang orang lebih suka menulis  di media sosial seperti whatsapp, twetter, instagram, blog, dll. Banyaknya tulisan kita yang berserakan seringnya diabaikan begitu saja tanpa menghilangkan jejak. Namun sebenarnya kumpulan dari tulisn kita itu bisa kita buat menjadi satu kesatuan dalam sebuah buku.

        Lewat pelatihan menulis online malam ini, tema yang disajikan begitu menarik yaitu Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie. Omjay kembali mengingatkan tentang kebermanfaatan kegiatan menulis ini supaya setiap peserta bisa fokus belajar dalam pelatihan ini. Karena siapa yang fokus maka dia yang akan lulus.

        Kali ini bpk Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd yang akan memaparkan secara gamblang tentang peenrbitan buku ini. Beliau adalah seorang guru SD, penulis, narasumber, kurator, seorang muda yang mempunyai segudang prestasi lewat karyanya. Beliau biasanya akrab dipanggil dengan Brian. Kegiatan malam ini dipandu oleh ibu Aam sebagai moderator, kegiatan ini pun dimulai pada pukul 18.00.

        Menurut beliau sekarang ini menerbitkan buku menjadi semakin mudah. Karena sekarang ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi. Sebelum ada penerbit indie, penerbit buku yang ada hanya mayor. Tahapan untuk bisa menembus penerbit mayor begitu sangat sulit. Karena dilakukannya proses seleksi yang membuat parea penulis harus berjuang keras untuk bisa naskahnya diterima oleh penerbit Mayor. 

        Banyak penulis ingin karyanya bisa menjadi suatu buku. Sekarang penerbit indie bisa menjadi suatu solusi bagi penulis untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku hasil karya sendiri. Sekarang melalui penerbit indie maka maskah pasti akan bisa dibukukan, Proses penerbitannya juga mudah dan cepat. Karena tidak melalui tahapan seleksi seperti pada penerbit mayor.

        Berbeda dengan penerbit mayor, memang pada penerbit indie, kita harus siap mengeluarkan biaya dalam hal pencetakan buku. Itu memang konsekuensi dari penerbitan buku tanpa seleksi. Pemasaran bukunya tidak menjadi urusan dari penerbit indie. Karena kita sendiri yang turun tangan atau bisa juga juga bekerjasama dengan pihak lain untuk memasarkan buku kita.

 

        Setiap penerbit mempunyai ketentuan tersendiri dalam penerbitan buku. Sama halnya dengan penerbit Gemala yang diperkenalkan oleh pak Brian. Namun biasanya ada beberapa fasititas yang menjadi tanggung jawab penerbit seperti desain cover, ISBN, Layout, buku bukti terbit dan e-sertifikat. Penulis dapat memilih di penerbit mana dia mau mencetak bukunya. Karena setiap penerbit memiliki penawaran dan ketentuan yang berbeda-beda.

        Menurut pak Brian, ada biaya pencetakan yang yang harus kita bayarkan ke penerbit. Harganya tergantung jumlah halaman. Jumlah buku tergantung pad kebutuhan penulis. Biasanya proses penerbitan buku paling cepat 1 bulan tergantung antrian cetak dan ISBN. 

        Adapun kelengkapan naskah yang disiapkan oleh para penulis adalah cover (judul buku dan nama penulis sja), prakata, daftar isi (tanpa nomor halaman), profil penulis, sinopsis (3 paragraf, masing masing paragraf 3 kalimat). Prakata wajib ditulis oleh penulis. Kata pengantar ditulis oleh orang lain dan tidak wajib ada. 

        Pak brian menegaskan bahwa penerbit Gemala bahkan mungkin penerbit indie yang lain biasanya meminta penulis untuk memastikan bahwa tulisannya sudah siap untuk diterbitkan. Edit ringan oleh penerbit hanya dilakukan pada hal-hal yang terlihat jelas. Misalnya ada kata-kata tentang gambar tetapi gambarnya tidak ada. Inilah yang akan diedit penerbit. 

        Sekarng tidak ada alasan lagi untuk kita tidak menulis. Karena setiap tulisan kita akan bisa kita jadikan buku dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Ada penerbit indie yang yang akan membantu kita, memudahkan kita mencetak buku tanpa harus menjalan proses seleksi.

 

 

 

 


Jumat, 13 Agustus 2021

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan


Resume ke :15

Tanggal : 13 Agustus 2021

Tema : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber : Susanto, S. Pd


Ada pepatah yang mengatakan "gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan manusia mati meninggalkan nama". Karena itu hiduplah seribu tahun lagi dengan menerbitkan karya publikasi. Hal ini yang menguatkan saya untuk selalu mencoba meninggalkan jejak lewat menulis. 

Proofreading sebelum menerbitkan buku menjadi tema pelatihan menulis malam ini. Jujur saya awalnya kurang paham, maksud tema ini apa. Namun aku coba untuk menggali lebih jauh tentang tema ini. Dimana pelatihan ini dipandu oleh ibu Maesaroh. 

Bersama bapak Susanto, S.Pd, beliau akan memberikan pemaparan tentang tema diatas. Beliau adalah seorang guru, penulis dan juga editor buku. 

Ada beberapa naskah buku yang sudah dipercayakan kepada beliau dalam hal pengeditan buku di antaranya:

1. Kunci Sukses Menjadi Moderator Online (Aam Nurhasanah), Desember 2020.

2. Patidusa Pujangga Wiyata, Antologi Puisi Nusantara Bergema (Aam Nurhanasa, dkk), Januari 2021.

3. Bait-bait Kerinduan, Antologi Puisi Ungkapan Rasa Rindu (Rofiana, S.Pd., dkk), Maret 2021, Januari 2021.

4. Haru Biru Perjalananku, Catatan Perjalanan Tugas Kepala Sekolah Daerah Terpencil dan Satu Atap (“Ambu” Tini Sumartini), Maret 2021.

5. Merajut Goresan Tinta Berbuah Karya (Herni Sunarya Banah, S.Pd.), Maret 2021.

6. Purwakarya Literasi, antologi peserta Gel 18 (2021)

7. Membongkar Rahasia Menulis ala Guru Blogger (Bersama Bu Noralia Puspa Yunita dkk), Juli 2021.

Menurut pak Susanto, istilah proofreading atau uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan.

Dalam menulis memang benar ketika ada ide dalam pikiran, langsung saja ditulis. Apa pun itu tulis saja, jangan menganggap tulisan jelek, tidak layak dibaca. Jangan dipikirkan tulisannya bakalan seperti apa. Karena setelah selesai kita menulis. Disinilah tugas dari proofreading itu dilakukan. 

Proofreading dilakukan untuk memeriksa bentuk kesalahan dalam teks seperti tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata.

Apa perbedaan proofreading dengan mengedit? 

Kegiatan editing berfokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan. Proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum. Dan substansi tulisan dapat mudah dipahami oleh pembaca. 

Bisa dikatakan editan merupakan proses yang melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi. 

Seorang proofreading harus objektif dalam menilai isi naskah. Ia akan bertindak sebagai seorang pembaca dan menilai apakah karya penulis sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya sang penulis bisa lebih mudah dipahami pembaca.

Bagaimana melakukan Proofreading?

1. Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit

2. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

3. Konsisten nama dan ketentuan

4. Perhatikan judul bab dan penomorannya


Ada cara mudah untuk memeriksa tulisan, yaitu:

Baik di Ms Word maupun di blog melakukan pencarian dengan menekan tombol CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F). Lalu, ketikkan misalnya tanda "," (tanda koma).  Maka muncul highlight teks dengan warna kuning. Setelah itu kita periksa apakah ada kesalahan atau ada spasi antara kata dengan tanda koma. Hal yang sama lakukan pada tanda baca lainnya. Jika hal ini kita lakukan maka pos blog menjadi bersih dari kesalahan pengetikan.

Kesalahan kecil lainnya yang biasa dilakukan adalah penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Oleh karena itu perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya.

Jika kata yang mengikuti -di- adalah verba atau kata kerja maka di ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-. 

Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku (kan suka-suka penulisnya) tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan. Kita cinta Bahasa Indonesia, ‘kan?

Jadi, dalam melakukan proofreading perlu menggunakan Alat Bantu, yaitu 1. puebi daring; 2. kbbi daring. 

Selesai menyampaikan pemaparannya, ada beberapa pertanyaan yang dijawab secara gambang oleh beliau. Saya meringkas jawaban pertanyaannya sebagai berikut:

  1. Mengedit jangan segera begitu selesai. Endapkan dulu, beberapa saat. Cara edit yang efektif, pahami aturan dasar yaitu struktur, minimal ada S-P. Aturan huruf kapital, aturan tanda baca, aturan pemenggalan kata, dsb. 
  2. Karena istilah proofreading diterjemahkan sebagai "uji baca", maka mencakup kegiatan editing di dalamnya. Dalam hal membedakan substansi tulisan maka di perusahaan penerbitan, biasanya dinamakan editor. Profesi yang mempunyai kapasitas besar dalam penyempurnaan sebuah buku sebelum dipublikasikan adalah Proofreader.
  3. Tentang kekhasan, jika kekhasan itu "menerjang" kaidah, memang harus diluruskan. Dalam merestruktur kalimat, kadang ada penulis yang sengaja menempatkan tanda baca atau kata yg "nyeleneh". Secara struktur bahasa, jika itu kalimat majemuk yang panjang, kita penggal menjadi beberapa kalimat tunggal, tidak akan mengubah ide pokok. 
  4. Sangat penting untuk memahami struktur kalimat, pahami PUEBI, perlu membuka KBBI jika ragu dengan kata-kata tertentu. 

Di akhir pemaparannya, menurut beliau, kita tidak mungkin menguasai segalanya, hanya orang-orang tertentu yang ditakdirkan memiliki kompetensi: penulis, proofreader, editor, sekaligus. Karena itu berbahagialah mereka yang mempunyai ketiga talenta tersebut. 

Setidaknya sebagai penulis memiliki keterampilan minimal sebagai penyunting tulisan sendiri, agar calon pembaca kita memahami apa yang kita maksudkan dalam tulisan. Terimakasih pak banyak ilmu yang bermanfaat yang saya dapat. 

Kamis, 12 Agustus 2021

Menulis Buku Mayor Dalam Seminggu


 Resume           : 14

Gelombang     : 19
Tanggal.          : 11 Agustus 2021
Tema.              : Menulis Buku Mayor Dalam Seminggu
Narasumber. : Prof. R. Eko Indrajit


Menekuni dunia menulis memanglah bukan hal yang mudah. Butuh ketekunan dan konsisten yang sungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Apalagi bagi para penulis pemula mungkin ini adalah hal yang sulit unutk dikerjakan. Karena masih bingung bagaimana dan apa yang ahrus ditulis.

Pelatihan menulis pada kelas online ternyata banyak memberikan pelajaran berharga bagiku. Setiap hari selalu dimotivasi oleh para penulis hebat untuk selalu semangat dan meniatkan diri untuk menulis. Karena niat itu harus datangnya dari hati.

Namun bagaimana jika ditantang untuk menulis buku mayor dalam seminggu. Apakah bisa ini terwujud? Entahlah. Tema pelatihan malam ini sepertinya menjadi hal yang aneh bagiku, yaitu menulis buku mayor dalam seminggu. Sepertinya mustahil untuk bisa kulakukan. Tapi akan kucoba untuk menyimak setiap pelajaran yang dipandu oleh Mr Bams.

Sebelum kuliah online dimulai, Omjay menyampaikan informasi penting. Beliau menegaskan bahwa jika ingin lulus dalam kegiatan belajar menulis ini, maka setiap peserta harus memperhatikan apa yang disampaikan narasumber. Lalu ikatlah ilmu dengan cara menulis di blog. Ini hal yang selalu menjadi motivasi buatku.

Dalam kelas menulis yang diprakarsai oleh Omjay ini, nama bapak Prof. R. Eko Indrajit memang sudah tidak asing lagi. Beliau yang akan menyampaikan materi malam ini. Kalau soal pengalaman beliau dalam dunia literasi memang sudah tidak diragukan lagi. Banyak buku beliau yang sudah terbit. Dan beliau sudah sering diundang untuk menjadi narasumber pada berbagai kegiatan seperti seminar, pelatihan, webinar dan kegiatan literasi lain yang sudah menginspirasi bayak orang.

Pernah Omjay ditantang oleh Prof Eko Indrajit untuk mengajak guru menulis buku dalam seminggu. Awalnya Omjay agak khawatir. Namun, kekhawatirannya ternyata tidak terbukti. Ada beberapa guru yang akhirnya bisa mewujudkan mimpinya menerbitkan buku dalam seminggu. Bahkan ada yang sampai tembus ke penerbit Mayor. Sungguh luar biasa.

Ternyata luar biasa program pak Ekoji, beliau ingin melahirkan penulis-penulis hebat di seluruh Indonesia. Melalui bincang-bincang dengan Omjay, mereka membuat suatu terobosan untuk para guru di negeri ini dan sudah hampir satu tahun insiatif beliau menulis buku dalam 2 minggu sudah berjalan.  Idenya adalah guru-guru yang berminat untuk menjadi penulis buku mayor, dipersilahkan untuk memilih satu dari 50 judul topik yang ada di dalam EKOJI CHANNEL dan menyelesaikan penulisan satu buku dalam satu bulan. Hasil dari angkatan pertama yang diberi nama PELOPOR, ada 19 buku yang berhasil terbit pada penerbit Mayor.

Seperti pepatah yang disampaikan pak Ekoji, "Jika engkau menyenangi yang kau lakukan, maka engkau tidak akan pernah merasa bekerja. Engkau akan dapat membagi waktumu dengan baik, bukan waktu yang membatasimu". 

Penulisan buku yang menjadi fokus Ekoji Academy dan penerbit ANDI adalah buku-buku yang tujuannya membantu para guru dalam melaksanakan pembelajaran apalagi dimasa pandemi saat ini. Isinya adalah berbagai fenomena baru seperti gamification, literasi guru abad ke-21, blended learning, learning management system, pendidikan karakter dalam PJJ, parenting 4.0, cyber pedagogy, flipped classroom,dll. Ini adalah buku teknologi pendidikan yang lagi trend saat ini.

Ada trik sederhana yang dijelaskan pak Ekoji dalam menulis buku, yaitu dengan membuat table of Content yang sederhana. Membaginya menjadi 6 bagian yaitu menjawab pertanyaan 5W1H. Misal judulnya GAMIFICATION. Maka TOCnya menjadi: Bab 1 - Apakah Gamification itu? Bab 2 - Mengapa gamification itu penting? Bab 3 - Dimana gamification dibutuhkan? Bab 4 - Kapan gamification dipergunakan? Bab 5 - Siapa yang menggunakannya? dan Bab 6 - Bagaimana cara membuatnya?

Untuk bisa mencapai tujuan seperti harapan beliau, ini dimulai dari diri sendiri. Motivasi menulis adalah hal terpenting untuk bisa tetap konsisten. Disamping itu kemampuan menulis juga harus terus diasah. Jika motivasi menulis dan kemampuan menulis sudah sejalan dan beriringan dan tetap dipertahankan, maka niscaya 100 halaman buku minimal dapat tercapai. Mudah bukan.

Bagi beliau menulis juga salah satu cara agar kita meninggalkan sesuatu di dunia ini. Agar dapat dikenang pleh anak-cucu-cicit dan cicitnya cicit. Seperti pepatah mengatakan "gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan manusia mati meninggalkan nama". Karena itu hiduplah seribu tahun lagi dengan menerbitkan karya publikasi.

Setiap orang pasti punya pengalaman unik masing-masing. Ada nasihat yang mengatakan " pengalaman adalah guru yang baik". Dengan menulis pengalaman kita ke dalam blog, berarti kita telah membantu banyak orang belajar dari pengalaman kita sesederhana apapun pengalaman kita itu. Ketika seluruh pengalaman itu kita kumpulkan, jadilah sebuah buku dengan judul PENGALAMANKU ADALAH GURU YANG BAIK BAGIKU.

Terimakasih pak Ekoji, ilmu yang bermanfaat malam ini semoga bisa saya implementasikan. Dan siap menerima tantangan beliau untuk membuat buku dalam waktu satu bulan. Semoga.

Sabtu, 07 Agustus 2021

Menjadi penulis Buku Mayor

 

 Resume ke    : 12

Gelombang    : 19 

 Tanggal          : 06 Agustus 2021

 Tema              : Menjadi Penulis Buku Mayor
 
 Narasumber : Joko Irawan Mumpuni 

            Banyak orang ingin menjadi seorang penulis hebat yang karyanya bisa tembus ke penerbit mayor. Karena akan ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan jika tulisan kita bisa tembus ke penerbit mayor. Sama seperti saya yang juga ingin karya saya nantinya bisa dicetak di penerbit Mayor. Tapi rasanya ini hanya sebuah mimpi yang hanya bisa hilang setelah saya bangun dari tidur.
    
            Malam ini saya masih ikut dalam kelas online dalam pelatihan menulis. pelatihan ini dimoderatori oleh Mr Bams, seorang guru yang kreatif dan humoris. narasumber kita adalah bapak Joko Irawan Mumpuni. Berikut biodata beliau.
               
        Di penerbit Andi, nama bapak Joko sudah tidak asing lagi. Beliau sudah hampir 20 tahun berkecimpung di dunia penerbitan, penulisan dan aktif di asosiasi penerbit di Indonesia. Karena itu tidak heran kalau bapak yang satu ini sering diundang pada seputaran Peberbitan dan penulisan buku.
 
        Penerbitan buku biasanya dikenal dengan istilah penerbit Mayor dan penerbit Minor. Penerbit ini berbeda dalam hal jumlah terbitan buku pertahun, dimana penerbit mayor jauh lebih banyak terbitan bukunya dibanding penerbit minor.

           Setiap penulis akan lebih bangga jika karyanya diterbitkan oleh penerbit mayor. Karena naskah karyanya akan dikelola lebih profesional. Dan penerbit mayor biasanya punya fasilitas yang lebih baik, modal yang besar, percetakan, SDM juga jaringan pemasaran yang pastinya lebih luas.
 
        Namun untuk bisa masuk diterima dan diterbitkan karyanya oleh penerbit mayor harus melalui seleksi dengan tingkat persaingan yang sangat ketat. Contoh di Penerbit ANDI, tiap bulan naskah yang masuk bisa sampai 300 sd 500 naskah dan yang diterbitkan hanya 50 sampai 60 judul saja. Sisanya akan dikembalikan ke penulis atau ditolak.
 
          Namun sekarang ini, karena begitu sulitnya menembus penerbit profesional baik yang penerbit minor apalagi penerbit mayor, maka para penulis ada yang menerbitkan karyanya sendiri yang  disebut dengan Penerbit Indie.

         Setiap penulis haruslah bisa menyajikan tulisan dimana naskah bukunya bisa dijadikan buku yang laris dijual dipasaran. Berikut ini adalah pengelompokan buku yang bisa dijual di pasaran:
 
        Produk buku di pasaran dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok buku teks dan kelompok buku non teks. Buku teks adalah buku yang digunakan olah mahasiswa atau siswa dalam proses pembelajaran. Ditingkat sekolah disebut buku pelajaran disngkat BUPEL sedangkan untuk kelompok mahasiswa disebut buku perguruan tinggi disingkat PERTI. Sedangkan buku non teks adalah sebaliknya dan cenderung disebuat sebagai buku-buku populer karena memang kontennya berupa apa saja yang populer dan dibutuhkan oleh masyarakat.
            Berikut ini adalah contoh dari buku teks.

            Berikut ini adalah contoh dari buku non teks.

        Sekarang ini banyak para pembaca yang bebas memilih buku apa yang disukainya. Karena pembaca tidak lagi terbagi-bagi menurut kelompok buku teks ataupun non teks. Setiap apapun buku yang dibaca, itu bisa dijadikan referensi untuk praktek kehidupan sehari hari maupun dalam rangka mendapatkan jenjang akademik yang lebih tinggi sesuai dengan peminatan masing-masing.
 
        Setiap perusahaan pasti akan mencari keuntungan untuk bertahan hidup dan berkembang sama seperti industri penerbit. Naskah yang masuk pun akan dianggap sebagai bahan baku output industri. Jika bahan baku bagus maka akan menghasilkan produk yang bagus pula. Oleh karena itu para penulis dan calon penulis harus paham cara berfikir industri penerbitan agar naskah tidak ditolak. 


        Berikut ini adalah gambaran industri penerbitan secara lengkap, namun jika disederhanakan akan menjadi seperti ini:
       
         Sistem penilaian di penerbitan bisa dilihat sebagai berikut:


        Ternyata tidak semua tulisan bisa diterima penerbit, karena naskah yang bisa diterima penerbit adalah naskah yang bisa dijadikan buku dan bukunya laku terjual. Yaitu naskah tema yang populer dengan penulis yang populer juga.


        Sesuai data dari Google Trend, ternyata ada tema-tema buku yang mempunyai masa trend. karena tidak setiap tahun buku tersebut dicari pembaca. Seperti tentang buku batu akik yang laku sekitar tahun 2013 sampai 2014. Saat ini buku tersebut sudah tidak diminati.

        Berikut ini adalah contoh tema yang memiliki trend yang baik yang bisa dilihat dari grafiknya; selalu tinggi, stabil dan tidak pernah menyentuh titik NOL.
        
            Karena itu perlu untuk menghindari tema-tema yang telah mati karena Corona, seperti:

        Berikut ini adalah bidang-bidang baru karena Corona. Tema-tema yang membahas seputaran bidang inilah yang kemungkinan laku di pasaran.

        
        Untuk tema yang dianggap telah bagus, penerbit akan mengecek REPUTASI penulisnya. Ternyata ini dapat ditelusuri dari Google Scholar, seperti berikut ini:
 
 
Yang menjadi dasar pertimbangan dari penerbit dalam menentukan oplah atau jumlah cetak adalah :

         
        Kategori naskah dapat diperhatikan sesuai dasar penentuan oplah. Penerbit akan menentukan oplah tinggi jika buku itu dinilai mempunyai market lebar dan lifecycle panjang. Lifecycle panjang artinya buku itu akan tetap relevan di masa yang akan datang dalam waktu yang panjang.
 
        Pada pemaparannya, pak Joko menampilkan sebuah kutipan motivasi sebagai berikut: "Tahu kah kau kenapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam di telan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari..." (Pram 06/02/2006).
        
        Apa yang akan penulis dapatkan dari hasil menulis? Tidak hanya kepuasan batin yang didapat tetapi juga reputasi, karir yang semakin baik dan tentunya uang.



        Banyak orang mempunyai kategori PENULIS IDEALIS (tidak butuh uang). Ada juga yang menganut kategori  PENULIS INDUSTRIALIS (yang harus mendapatkan uang saat menulis). Namun yang disukai penerbit adalah kwadran kanan atas yaitu IDEALIS sekaligus INDUSTRIALIS.

        Motivasi sebagai banhan perenungan yang disajikan oleh pak Joko berikut ini bisa menjadi penyemangat:

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah (Rumah Kaca, h.352)" - Pramoedya Ananta Toer-

"Bila kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah" (Al Ghazali)

"katakan pada DILAN, yang berat itu bukan rasa RINDU, tetapi MENULIS BUKU. Biarlah aku saja yang menanggungnya." (Sumber dari Film DILAN)

        Ada banyak sekali pertanyaan para peserta yang begitu antusias dalam kelas online ini. Berikut ini beberapa jawaban pertanyaan yang telah saya rangkum sebagai berikut:

  1. Penerbit tidak pernah memberi alasan yang detail ketika naskah ditolak. Alasannya hanya dengan kalimat "Belum sesuai kreteria penerbitan kami"
  2. Visi penerbit ANDI adalah IKUT SERTA DALAM MENCERDASKAN BANGSA. Jadi selama buku itu mencerdaskan baik teks maupun non teks tetap kami terbitkan. 
  3. Ada dua kategori buku yang tidak akan pernah kami terbitkan selaris apapun buku itu. Buku yang tidak akan kami terbitkan kapanpun adalah Buku Pornografi dan buku Politik Praktis.
  4. Trik yang harus dilakukan oleh seorang penulis agar tulisan nya bisa diterima di penerbit mayor adalah bersahabatlah dengan penerbit, dengan penulis-penulis yang sudah berhasil tembus penerbit mayor. dan berdiskusilah, bertanyalah maka jawaban itu akan kita dapatkan dari sana. tidak hanya jawaban yang pasti tetapi motivasi.
  5. Untuk buku populer analisanya bisa kita cocokkan salah satunya dengan data grafis di Google Trend. Namun untuk buku fiksi sebaiknya lanjutkan saja sampai selesai, lalu lanjut dengan judul lain dan bila perlu genre fiksi yang lain. Buku Fiksi akan mengalami pasang surut dipasaran tergantung pemicu dari banyak aspek. Misal saat ini yang lagi trend adalah Fiksi dngan genre Sastra Serius, sebelumnya yang laris adalah gaya fiksi K-Pop, dan sebelumnya lagi adalah novel-novel idealis. Begitu seterusnya akan berputar. Jadi kalau sudah punya novel simpan saja dan keluarkan pada saat yang tepat. Namun kalau kita punya jaringan yang luas bisa memakai endors2 agar novel yang kita tulis dibaca banyak orang.
  6. Bagi para pemula disarankan untuk menulis buku-buku dengan tema-tema yang sedang ngetrend. Tulislah dan teroboslah penerbit mayor dengan setidaknya 5 judul buku anda yang best seller. Bila itu terjadi maka sekarang andalah yang dikejar-kejar penerbit mayor agar mau menerbitkan naskah melalui penerbitnya.
  7. Kriteria utama naskah bisa diterima adalah jika menurut penerbit naskah itu jika nantinya diterbitkan berupa buku akan banyak pembelinya, karena buku itu sedang banyak dibutuhkan masyarakat. Jadi coba renungkan sekarang kita sedang butuh buku yang seperti apa. Lalu kita tanyakan kepada teman-teman kita, ternyata juga butuh buku yang sama, misal PETUNJUK ISOLASI MANDIRI baik UNTUK POSITIF COVID maupun KELUARGANYA. 

 

         Pesan dari Pak Joko adalah "Tulis dan Sampaikan"

"...orang yang berani menulis adalah mereka yang berani bermimpi. Dan yang bersedia membagi mimpinya kepada orang lain, adalah mereka yang siap mewijudkan mimpinya tersebut..."

"... semakin kita sering menulis, maka akan semakin lekatlah ilmu tersebut pada diri kita. Dan untuk meninggikan pengetahuan yang kita miliki, sampaikanlah kepada orang lain..."

         Beliau juga memaparkan bagaimana menemukan ide dalam menulis, yaitu dengan mendengar, melihat, mencium, mengecap dan menyentuh.  

  1. Mendengar (listen), contoh: dalam perjalanan ke suatu tempat, kita mendengar percakapan tentang dampak kenaikan harga BBM. Maka kita bisa membuat tulisan yang berjudul: Resahnya kaum susah.
  2. Melihat (look), contoh: di lampu merah, kita melihat kaum fakir miskin sedang meminta-minta. Maka kita bisa membuat ulisan yang berjudul: Kepedulian kita, kebahagiaan mereka. 
  3. Mencium (smell), contoh: masuk kke ruang pertemuan di sebuah hotel, langsung tercium bau wangi yang menyegarkan. Maka kita bisa membuat tulisan yang berjudul: Asah ilmu tak lagi membuat Jemu.
  4. Mengecap (taste), contoh: saat berbuka puasa di warung tegal, cita rasanya tak terkalahkan. Maka kita bisa membuat tulisan yang berjudul: Berbuka sehat, berbuka sederhana.
  5. Menyentuh

            Di akhir pemaparannya, pak Joko menegaskan bahwa semua berasal dari mimpi. Kejarlah mimpi itu. Menjadi penulis kita akan mendapatkan segala yang kita inginkan. Menulis tidak mengenal usia. Ada banyak penulis bukunya menjadi best seller setelah penulisnya meninggal. Seperti tulisan dari penulis hasan sadeli yang sampai saat ini anak cucunya masih menikmati warisan royaltynya. 

        Terima kasih Pak Joko. Banyak ilmu yang sudah bapak bagikan. Semoga mimpi bisa menjadi kenyataan dengan bisa tembus naskah ini ke penerbit Mayor. 



Kamis, 05 Agustus 2021

Menguak Dapur Penerbit Mayor

 

 
                                        Resume ke            : 11

                                        Gelombang           : 19 

                                        Tanggal                 : 04 Agustus 2021

                                        Tema                     : Menguak dapur Penerbit Mayor
 
                                        Narasumber        : Edi S. Mulyanta, S.Si, M.T


        Kegiatan pelatihan belajar menulis melalui grup wa selalu saja memberikan nuansa tersendiri bagi saya. Selalu menambah semangat dan gairah dalam mengikuti setiap bagiannya. Dan pastinya banyak ilmu baru yang saya dapatkan. Sangat menginspirasi.

        Salam pembuka pun disampaikan oleh ibu Kanjeng yang merupakan moderator pada malam ini. Beliau selalu menjadi motivator bagi saya untuk selalu terus mau menulis. Apalagi materi malam ini sangat menarik yaitu tentang menguak dapur penerbit Mayor. Kali ini kegiatan kita akan ditemani oleh bapak Edi S Mulyanta, S.Si, M.T, seorang publishing consultant Andi Publisher.

        Berkecimpung di dunia penulis ternyata sudah lama ditekuni oleh pak Edi. Bukan hanya sebagai hobi tapi beliau menjadikannya sebagai pekerjaan utamanya. Bahkan sebelum tahun 2001 beliau sudah menjadi penulis lepas yang hidup dari menulis buku. Pak Edi telah membuktikan bahwa seorang penulis ternyata bisa hidup dari menulis buku asal pekerjaan ini ditekuni. Dan tentang penulis dan penerbit sudah dilindungi undang-undang secara penuh sejak terbitnya UU No.3 Tahun 2017 tentang bagaimana proses industri penerbitan dan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Diikuti oleh perturan pemerintah yaitu PP No.75 tahun 2019 tentang aturan dan proses membuat naskah hingga menyebarluaskannya.

        Dalam penerbitan buku baik itu penerbit mayor dan penerbit minor tidak ada dijelaskan dalam undang-undang. Namun sesuai peraturan pemerintah no.75, proses penerbitan buku menjadi hal yang mudah karena ada aturan-aturan yang jelas bagaimana penulis mengajukan naskah dan bagaimana penerbit mengelola naskah hingga menjadi buku. 

        Perpustakaan Nasional sudah menggolongkan antara penerbit mayor dan minor. Dimana penerbit mayor mempunyai jumlah produksi yang lebih tinggi dan pemasaran buku yang sudah memenuhi pasar nasional yang lebih luas jika dibandingkan dengan penerbit minor.

      Di masa pandemi ini penjualan buku di outlet-outlet toko buku seperti gramedia memang mengalami penjualan buku yang sangat menurun. Namun karena berbagai tuntutan profesionalitas dari setiap pengajar seperti guru dan dosen, maka laju pengelolahan naskah baru oleh para penulis masih tetap terjaga dengan baik.

    Update terbaru tentang tema-tema dari buku sangat diperhatikan sekali oleh penerbit. Kesiapan penulis dalam menciptakan materi terbaru dan yang lagi gencarnya dibahas seperti covid-19 akan menjadi hal yang harus dimiliki oleh penulis untuk dapat ditawarkan hasil tulisannya ke penerbit.

       Saat ini produksi buku oleh penerbit mayor tidak lagi dilakukan secara massal. Karena pencetakan buku akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Tentu saja ini peluang besar bagi para penulis. Kita bisa berkreasi memberikan tulisan-tulisan yang menarik dan tentunya sangat dibutuhkan oleh pasar nasional. Karena itu peluang yang besar bagi para penulis untuk mencoba era baru ini yaitu dengan menciptakan karya yang unik, menarik dan yang laku dipasaran. 

        Berikut ada beberapa kumpulan jawaban yang diberikan oleh pak Edi yang bisa saya simpulkan, sebagai berikut:

  1. Syarat utama sebuah tulisan yang bisa tembus ke penerbit mayor adalah tulisan harus baik dan unik. baik dalam hal pemilihan tema yang menarik dan unik dan mempunyai nilai kebaruan yang baik
  2. Penerbit mayor tertarik jika penulis mempunyai captive market sendiri atau menguasai massa
  3. Struktur buku yang baik sangat menarik editorial untuk memutuskan diterbitkan atau tidak sebuah buku sehingga akan memudahkan naskah untuk diolah secara optimal
  4. Untuk tembus ke penerbit mayor, penulis pemula bisa menggandeng penulis yang lebih senior untuk dijadikan mitra penulisan, atau minta trik kata pengantar atau comment yang ditampilkan di cover buku atau back cover buku dari para penulis senior
  5. Penerbitan buku digital bekerjasama dengan google books di situs bukudigital.my.id dimana 20% materi bisa dibaca secara free. File buku tersimpan di server google dan aman dari proses pengambilan bebas
  6.  Saat ini penjualan novel masih stabil dan peminatnya banyak seperti novel roman percintaan, happy ending, horror dan konflik kolosal
  7. Tema-tema tentang merdeka belajar, kampus merdeka, HOTS masih sangat menarik untuk dimasuki dan diperkaya dengan media-media yang lain sehingga memperkuat posisi buku

       Di akhir sesi pak Edi menutup dengan closing statement yaitu: penerbit buku adalah hanya perantara saja. Semua tergantung penulis sehingga posisi penulis sangat vital sekali dalam menghasilkan sebuah buku. Sehingga sebagai penulis pemula pun, kepercayaan diri harus mulai diasah dengan menghasilkan karya terbaik. 



Selasa, 03 Agustus 2021

Eksperimen pengaruh Suhu terhadap Pemuaian Volume

Pengaruh Suhu Terhadap pemuaian volume suatu benda

Oleh: Posmauli Devita Sihombing,S.Pd

UPTD SMP Negeri 2 Sei Suka


Belajar IPA sangat menyenangkan jika kita langsung bersentuhan dengan objek yang akan kita pelajari. Apalagi untuk memahami konsep suhu. 

Kali ini perubahan suhu  akan dihubungkan dengan volume zat cair. Tujuannya adalah untuk menyelidiki pengaruh suhu terhadap volume suatu benda. 

Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu disebut termometer.

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas.

Pemuaian yang terjadi pada zat padat terdiri dari pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian volume. 

Kali ini yang akan di bahas adalah tentang hubungan antara suhu dengan pemuaian  volume suatu benda. 

Mengawali pelajaran guru mendemonstrasikan secara singkat cara karja ada prosedur percobaan yang akan dilakukan.



Lalu, siswa dibagi ke dalam 5 kelompok dengan masing-masing 6 orang dalam setiap kelompok. Setiap kelompok mendapatkan LKPD( lembar kerja peserta didik). di LKPD ini siswa akan menuliskan hasil percobaan mereka.

Lalu siswa menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan LKPD berupa labu erlemeyer, pipa lobang kecil, termometer,  bak plastik sumbat karet, air berwarna, es, air panas, spritus/minyak tanah, dan minyak goreng.


Pada kegiatan pertama, siswa memasukkan air bersuhu standar ke dalam bak plastik yang telah terisi oleh 3 buah labu erlemeyer dan dua termometer setinggi tanda batas permukaan air. 

Lalu diamatilah kedudukan skala termometer dan ukuran tinggi permukaan masing masing cairan dalam pipa lubang kecil. Lalu hasilnya ditulis di tabel yang terdapat pada LKPD.


Lalu kegiatan serupa diulang dengan mengganti cairan air menjadi minyak goreng, lalu spritus atau minyak tanah. 

Dari hasil percobaan yang dilakukan maka siswa mendiskusikan hasil kelompok mereka. Lalu mereka dapat mempresentasikan hasil dari percobaan kelompok mereka di depan kelas.

Diakhir pembelajaran, guru memberikan apresiasi kepada setiap kelompok yang sudah menyelesaikan percobaan dengan baik. Lalu guru membuat kesimpulan dari pembelajaran pada waktu itu Bahwa perubahan suhu akan mempengaruhi pemuaian volume pada suatu benda.

Senin, 02 Agustus 2021

Pemasaran Buku

 


 Resume ke            :10

Gelombang           : 19 

Tanggal                 : 2 Agustus 2021

Tema                     : Pemasaran Buku
 
Narasumber          : Agus Subardana


Kuliah online bersama kelas omjay semakin menantang saja. setiap harinya ada saja tulisan-tulisan indah yang dikirim lewat wa grup dari berbagai blog para guru hebat yang selalu membagikan cerita-cerita dan motivasi dalam berbagai warna dari setiap tulisan mereka. Ini yang selalu menjadi acuan bagiku untuk selalu bercermin dari semangat dan ketekunan mereka. 

Malam ini ibu Aam nurhasanah yang akan memandu pelatihan menulis ini. Semangatku dan energiku semakin bertambah apalagi tema yang disajikan yaitu tentang pemasaran buku. Kali ini narasumbernya adalah pak Agus subardana. Beliau adalah direktur marketing penerbit Andi yang merupakan penerbit mayor.
 
Kerinduan banyak orang ketika sudah mulai pandai menulis adalah ingin terus menulis. Setiap karya itu akan sangat bermanfaat jika kita bisa membagikannya untuk dinikmati para pembaca. Karena itu publikasi adalah suatu cara untuk tulisan kita bisa berkumandang dan menjadi bermanfaat bagi orang lain. 
 
Untuk buku kita bisa sampai ke pembaca, melakukan pemasaran buku adalah hal yang utama. Namun unutk saat ini  pemasaran  lewat penerbit mayor sangat berdampak akibat pandemi sat ini.

Mengingat begitu kuatnya pengaruh pandemi covid 19, ini telah mempengaruhi berbagai sektor masyarakat seperti sektor ekonomi.  Khususnya dalam hal minat beli masyarakat sekarang ini yang sudah sangat menurun. Banyak toko-toko buku yang mengalami dampak namun itu tidak menurunkan semangat literasi para pecintanya. 
Saat ini dimasa era digital ini, pemasaran buku sudah banyak dialihkan menjadi pemasaran buku secara digital. Yaitu dengan dilakukannya transpormasi digital. Seperti yang dilakukan oleh penerbit Andi, mereka melakukan pemasaran buku secarang sudah banyak secara digital. Strategi pemasaran mereka adalah bekerjasama secara online dengan berbagai market place, melalui media sosial, promosi-promosi dan berbagai webinar yang dilakukan.  

Dalam menulis buku kita juga harus bis menentukan mana kira-kira buku yang bakalan laku dipasaran. Buku-buku yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan menjadi buku yang akan diburuh oleh banyak orang. Karena itu kita perlu mengkategorikan buku-buku seperti Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks, dll .

Dalam pemasaran buku yang dilakukan oleh penerbit Andi,  yaitu dengan istilah Strategi Pemasaran Buku serangan Udara dan strategi pemasaran buku serangan Darat. 
Buku serangan udara atau disebut dengan pemasaran Online. Melalui website. marketplace, reseler yang berisi banyak produk, harga testimoni yang bisa dilihat secara online. Dan juga sering melakukan penawaran promo-promo khusus untuk meningkatkan profit penjualan. 

Strategi pemasaran buku serangan Darat tetap dilakukan pendistribusian ke berbagai toko-buku di Indonesia. Toko-toko dipetakan ke dalam toko buku modern, menengah dan tradisional. Direct langsung  atau door to door  ke sekolah-sekolah untuk memasarkan buku yang sesuai dengan tingkatan kelas, buku referensi dan buku-buku umum sebagai referensi bacaan.

Pemasaran buku digital sangat mungkin unutk dikerjakan. lewat google play berupa sistem e-book. Buku-buku digital ini sudah banyak diterbitkan oleh penerbit Andi. Termasuk juga buku-buku pelajaran e digital juga sudah banyak dipublish.

Kegiatan malam ini ditutup dengan closing statement dari pak Agus yaitu tetaplah semangat menulis buku karena buku tidak akan lekang oleh waktu. 



 

Koneksi Antar Materi – Pendidikan yang Memerdekakan

  by POSMAULI DEVITA SIHOMBING    Setiap individu lahir dengan kodrat dan keunikannya masing-masing Selaras dengan pemikiran KHD bahwa...